Pos

Angka, Kuasa, dan Tafsir Peradaban

Oleh Purnawan Andra* Semasa sekolah, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, setiap pembagian rapor di akhir pembelajaran catur wulan, semester, atau akhir tahun, saya masih ingat bahwa yang pertama kali ditanyakan orang tua, pakdhe budhe atau om tante kepada saya adalah nilai Matematikamu berapa? Beruntung saya bisa memperoleh angka 9 sehingga tas, baju, […]

Membaca Panji dalam Liminalitas Kekuasaan Kontemporer 

 Oleh Purnawan Andra* Topeng bukan sekadar penutup wajah. Dalam sejarah estetika Nusantara, topeng adalah artefak kultural, cermin identitas, dan wahana transformasi spiritual. Di balik diamnya selembar kayu yang diukir, terkandung narasi sejarah, kosmologi, hingga politik kebudayaan.  Ketika cerita Panji ditampilkan lewat seni topeng, ia tak hanya menyajikan kisah asmara klasik Jawa, tetapi menghidupkan kembali struktur makna […]

Kitong Sayang Tanah Papua, Tra Terbilang Bahasa dan Sastranya: Mengusahakan Pemajuan Bahasa dan Sastra Tanah Papua

Oleh Djoko Saryono di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung (Pepatah Melayu) di mana bumi Papua sa pijak, di situ langit Papua sa junjung Apuni inyamukut werek halok yugunat tosu Berbuatlah sesuatu yang terbaik terhadap sesama (Pepatah Lembah Baliem, Wamena) Berbuatlah sesuatu yang terbaik terhadap bahasa dan sastra Tanah Papua Selain kekayaan alam dan […]

Hujan Bulan Juni dan Ekologi Keheningan

Oleh Purnawan Andra “Tak ada yang lebih tabah / dari hujan bulan juni,” tulis Sapardi Djoko Damono, membuka puisi yang telah melintas batas medium, generasi, bahkan makna berjudul Hujan Bulan Juni tersebut.  Larik itu bukan hanya frasa puitik, melainkan pancaran sunyi dari lanskap batin yang mengendap lama dalam memori kolektif masyarakat. Hujan Bulan Juni bukan […]

Destinasi Bernama Ramah: Hariyanto dan Siasat Menyusun Wajah Wisata Indonesia

Oleh: Doddi Ahmad Fauji* Ketika Negara Belajar Menyambut Ada banyak cara membangun sebuah negeri. Sebagian memilih jalan industri. Sebagian lagi mengandalkan tambang, atau megaproyek infrastruktur. Tapi ada satu jalan yang kerap dilupakan—jalan yang tak selalu diukur dengan angka ekspor atau volume kontainer, tapi dengan sapaan ramah, cerita warga, dan jejak kaki orang asing yang pulang […]

Mempertimbangkan Pak Wibawa 

 Oleh Purnawan Andra* Dulu, di persimpangan jalan utama dekat alun-alun kota kelahiran saya di Magelang, berdiri tegak sebuah sosok yang familiar dan tak lekang oleh waktu: ia adalah patung polisi yang tegak berdiri di samping traffic light “bernama” Pak Wibawa. Dalam posisi beristirahat, sorot matanya tajam mengawasi lalu-lintas. Tidak bergerak apalagi menoleh, tentu saja.  Tak […]

Estetika Ciuman, Imajinasi yang Digugat, dan Demokrasi Takut Simbol 

Oleh Purnawan Andra Ketika seorang mahasiswi seni rupa ITB dihadapkan pada ancaman pidana karena menggubah meme dua tokoh elite nasional Prabowo Subianto dan Joko Widodo sedang berciuman, pertanyaannya bukan lagi semata soal kesusilaan atau pelanggaran hukum. Negara seperti memberi sinyal bahwa simbol tak boleh disentuh. Bahwa dalam demokrasi yang katanya terbuka, estetika justru jadi medan […]

Break the Language Barriers: Perjumpaan Sinekar, Fatamorgana, Splinter of an Age dan Sea of Silence 

Oleh Sekar Tri Kusuma  Benang Merah antara Sinekar, Fatamorgana dan Splinter of an Age  Sepanjang tahun 2023 menjadi perjalanan yang sangat berarti bagi saya. Berawal dari kenekatan untuk menjalankan misi mengumpulkan video vertikal pose di berbagai tempat umum sebagai laboratorium gerak yang saya beri tajuk Laboratorium Sinekar. Tempat umum yang pertama kali saya kunjungi adalah […]

750 Tahun Indonesia – Tiongkok

Oleh Agus Dermawan T.* Pada medio April 2025 Presiden Xi Jinping bertelponan dengan Presiden Prabowo. Mereka saling mengingatkan bahwa usia hubungan diplomatik RI (Republik Indonesia) dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terbilang 75 tahun. Namun apabila mengacu kepada muhibah para saudagar kerajaan dua negara, hubungan diplomatik itu sudah terjalin 750 tahun. Mau buktinya? Mari kita baca. […]

Kartini, Tubuh Menari dan Bahasa Emansipasi 

 Oleh Purnawan Andra* Memperingati 21 April, kita mengingat Raden Ajeng Kartini kerap diposisikan sebagai ikon emansipasi dan pendobrak tembok feodalisme dalam sejarah perempuan Indonesia. Namun narasi ini sering kali berhenti pada kisahnya tentang pendidikan, surat-surat kepada Stella, atau tekadnya melampaui kungkungan pingitan.  Di balik pengakuan itu, tersembunyi lapisan pemikiran yang lebih dalam—yang belum banyak digali: pandangannya […]