Pos

Masa Depan Seni dan Seniman di Era Algoritma

Oleh: Eko Yuds*   Ketika seni berpindah dari ruang perenungan ke arena keterlihatan, yang dipertaruhkan bukan hanya bentuk karya, melainkan keberadaan seniman sebagai subjek yang berpikir. ——————— Seni hari ini tidak hanya berubah medium, tetapi berubah medan kehidupannya. Ia berpindah dari ruang penciptaan menuju ruang sirkulasi; dari pengalaman yang dialami perlahan menuju visibilitas yang diperebutkan […]

Membaca Nalar Bangsa: Religiusitas Pemimpin, Kesalehan Ekologi, dan Brutalitas Ekonomi Ekstraktif dalam Lensa Katastropi

Oleh: Gus Nas Jogja* Khutbah Sunyi di Atas Tanah yang Terluka Di negeri yang dibangun dari butiran doa dan tetesan keringat para wali ini, kita sedang menyaksikan sebuah panggung teater paradoks yang menyayat hati. Kita berada di sebuah era di mana “Yang Suci” dan “Yang Profan” bercampur aduk dalam nalar kekuasaan yang skizofrenik. Di atas […]

Menggali Akar Kekeliruan Post-Truth: Sebuah Ziarah Literasi dalam Ekosistem Kebudayaan yang Terluka

Oleh: Gus Nas Jogja*   I. Prolegomena: Fajar yang Retak dan Senjakala Otoritas Ketika era milenium ketiga pecah dan melahirkan “tradisi klik” dan “budaya scroll”, umat manusia mendapati dirinya berdiri di atas puing-puing Menara Babel yang baru: sebuah arsitektur informasi raksasa bernama jagat digital. Kita tidak lagi hidup dalam “Era Informasi”, melainkan dalam “Era Disrupsi […]

Kota dan Budaya: Ruang Publik, Titik Temunya?

Oleh: Mudji Sutrisno SJ*   1. Pendahuluan Ketika sebuah lapangan alun-alun kota Surakarta yang berdampingan bahkan menjadi perluasan tata kerajaan berperan sebagai tempat masyarakat bertemu bersama dan kadang protes halus dengan menjemur diri (pépé) dihadapan raja, di sana penghayatan ruang bersama dilaksanakan dalam makna budaya atau kultural. Penghayatan itu bermakna budaya karena maksud temu di […]

Zaman Batu yang Tidak Pernah Serentak: Catatan Historiografis tentang Borobudur, Manjusrigrha, dan Wihara Abhayagiri

Oleh: Budi Murdono*   Munculnya beberapa prasasti dalam waktu berdekatan menggoda kita untuk menyatukannya ke dalam satu peristiwa besar. Apa lagi jika prasasti-prasasti itu ditemukan dalam lokasi yang juga berdekatan, ada kecenderungan yang hampir tak terhindarkan untuk menulis sejarah berdasarkan prasasti-prasasti itu, seolah-olah masa lalu bekerja dengan serentak dan rapi. Di Jawa Tengah, pada akhir […]

Selucu Inikah NU? Parodi Kekuasaan di Era Absurd

Oleh: Gus Nas Jogja* Nahdlatul Ulama (NU). Ia bukanlah sekadar perkumpulan, melainkan sebuah Bumi Kejiwaan Kultural yang berdiri di atas pilar-pilar spiritual Nusantara. Ia adalah teka-teki yang terbuat dari Api Semangat pendirian tahun 1926 dan Kesejukan Hati para penyebar Islam di Jawa. Kini, entitas besar ini menjelma menjadi Lautan Hikmah yang bergelora—sebuah samudra yang tiba-tiba […]

Film, Gajah, dan Ironi Logika Ekologi Kita

Oleh: Purnawan Andra*   Pemandangan gajah Sumatera yang dipaksa menarik gelondongan kayu pasca banjir bandang di Sumatera beberapa waktu lalu menimbulkan ironi yang tak habis. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan bantuan cepat untuk membuka jalan dan membersihkan puing. Di sisi lain, gajah yang membantu pekerjaan itu adalah makhluk yang habitatnya rusak oleh deforestasi, ekspansi kebun […]

Orkestra Bencana dan Musikal Mitigasi: Sebuah Refleksi Spiritual-Filosofis

Oleh: Gus Nas Jogja*   “Kawan coba dengar apa jawabnya / Ketika ia kutanya mengapa / Bapak ibunya tlah lama mati / Ditelan bencana tanah ini…” – Ebiet G. Ade, “Berita Kepada Kawan”   I. Prelude: Simfoni Kesunyian dan Pertanyaan Eksistensial Penggalan lirik ikonik dari “Berita Kepada Kawan” bukan sekadar kronik kesedihan; ia adalah a […]

Film, Pohon, dan Logika Ekologis Kita

Oleh: Purnawan Andra*   Dalam banyak kebudayaan Nusantara, pohon bukan sekadar benda hidup yang berdiritegak. Ia adalah penanda moral, ruang komunal, sekaligus representasi dari cara manusiamemahami posisinya di dalam jagat. Namun dalam imajinasi pembangunan modern, makna ini perlahan disisihkan. Pohondipindahkan dari ranah kultural ke ranah statistik, dari ruang hidup menjadi kolom produksi, darientitas relasional menjadi […]

Transformasi Pendidikan Dasar dan Menengah: Jalan Menuju Indonesia Emas 2045 dalam Perspektif Asta Cita

Oleh: Abdul Wachid B.S.*   A. Pendahuluan: Pendidikan Dasar dan Menengah di Era Transformasi Pendidikan dasar dan menengah adalah rumah awal tempat manusia belajar membaca realitas. Dari sinilah seorang anak mengenali bunyi huruf, tetapi juga gema nilai. Ia belajar berhitung, tetapi secara perlahan (dengan atau tanpa sadar), belajar menakar dirinya sendiri: siapa aku, di mana […]