Pos

“Tidak Ada Waktu bagi Nyonya Fatmah, Barda, dan Cartas”: Kriminalitas Filosofis

Tiga Drama Kuntowijoyo (2) Oleh Seno Gumira Ajidarma Skandal dan pembunuhan di perkebunan apel yang menjadi rahasia 15 tahun. Terungkap sebagai naratif filsafat eksistensi, berbalut konsep waktu kualitatif Bergson. Praktik berfilsafat Kuntowijoyo melalui naskah lakon. Naskah drama Kuntowijoyo (1943-2005) kedua dalam seri perbincangan ini, “Tidak Ada Waktu bagi Nyonya Fatmah, Barda dan Cartas”, adalah salah satu […]

Tribut Untuk Prof. Dr. Edi Sedyawati : Dari Ganęśa Sampai Tari

Sudah Terbit…. Judul: Tribut Untuk Prof. Dr. Edi Sedyawati : Dari Gaṇeśa Sampai Tari  Kata Pengantar : Hilmar Farid, Ph.D Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI Penulis: Dr. Lydia Kieven, Dr. Hudaya Kandahjaya, Dr. Diane Butler . Dr. Supratikno Rahardjo . Prof. Dr. Agus Aris Munandar . Prof. Dr. Wayan Ardika . Prof. Dr. Timbul Haryono . […]

Kafkaesque atau Keutamaan? Antara Cerita Kafka dan Etika Macintyre

Oleh Tony Doludea Pada suatu pagi yang cerah, Josef K., kepala kasir sebuah bank yang ambisius itu ditangkap oleh dua orang petugas keamanan tak dikenal. Mereka bahkan tidak memberi tahu kejahatan apa yang dituduhkan atasnya. K merasa tidak melakukan suatu yang salah, ia geram dan marah. Karena hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ketiga […]

Puisi-Puisi Chris Triwarseno, S.T.

Notre-Dame Cathedral Basilica Berdiam : Kitab Perpisahan Pergantian Natal mungkin saja salju-salju menghambur dingin pelukan pada lonceng-lonceng natal berdentang menghangatkan cemara-cemara berhias kerlip menitip cahaya-cahaya kasih pada puluhan aneka cokelat di ranting-ranting hidupnya yang mulai asing cawan anggur menanti sulang teguk demi teguk kenang melepas dahaga kerinduan dalam perjamuan malam yang tak pernah ia lewatkan […]

“Rumput-Rumput Danau Bento”: Fakta Rawa, Fiksi Danau

Tiga Drama Kuntowijoyo (1)   Oleh : Seno Gumira Ajidarma   Naskah drama Kuntowijoyo yang terbenam sejarah, manuskripnya bermukim di PDS HB Jassin, TIM, Jakarta. Pertama dari tiga drama Kuntowijoyo yang dibaca ulang dan diperbincangkan kembali, dalam proyek mandiri, Susastra di Bawah Radar, untuk menggali gubahan tersembunyi. Dalam “Rumput-Rumput Danau Bento”, fiksi menjadi informasi praktis […]

Badan Bahasa dan Penghargaan Sastra Cerpen

Oleh : Agus Dermawan T. Badan Bahasa – Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset dan Teknologi) menggelar sosialisasi Penghargaan Sastra Cerpen 2023 pada 13 November lalu. Dalam acara yang diadakan di Hotel Best Werstern Premier, Jakarta Timur, itu para sastrawan yang buku kumpulan cerpennya masuk dalam Lima Besar Penghargaan Sastra Cerpen 2023 diundang untuk berbicara. Mereka […]

Graffiti Gratitude dan Cyberpuitika, Dua Tonggak Sastra Online

Oleh: Tulus Wijanarko* Bayangkanlah sebuah keadaan tanpa Facebook, Twiiter, WhatsApp, Line dan para sejawatnya yang kerap di sebut bagian dari media sosial itu. Pada awal dekade 2000-an, semua medium tersebut belum ada dan “tempat” berkumpul paling asyik di dunia maya saat itu adalah mailing-list (milis). Sekadar menyegarkan ingatan, milis adalah sebuah grup diskusi, biasanya dibentuk […]

Dari Gaņeśa sampai Sastra Artificial Intelligence (Bunga Rampai Tulisan BWCF 2023)

Bunga Rampai Tulisan BWCF 2023 Sudah Terbit…. Judul : Dari Gaņeśa sampai Sastra Artificial Intelligence (Bunga Rampai Tulisan BWCF 2023) Penulis: Prof. Agus Aris Munandar, Prof. R. Cecep Eka Permana, Prof. Marieke Bloembergen, Prof. Dr. I Made Bandem, M. A., Prof. Peter Carey, Prof. Drs. I. B. P. Suamba, M. A., Ph. D., Arsenio Nicolas, Ph. […]

Cerita Rakyat dan Intoleransi: Kean Santang, Kian Santang, kian sontang *)

Oleh: Seno Gumira Ajidarma*   Dalam pertimbangan konsep ideologi, cerita rakyat dapat dipandang sebagai strategi dongeng dengan konteks kepentingan tertentu. Namun dalam penceritaan kembali, konteksnya akan berubah, dan demikian pula pembacaannya, sehingga maknanya pun setiap kali berubah, mengikuti proses hegemoni wacana sosial historis yang membentuknya. Naratif pertentangan antara penyebaran agama Islam dan pertahanan para penghayat […]

Basoeki Abdullah : Elegi 30 Tahun Lalu

Oleh: Agus Dermawan T.   Pada 5 November 1993, tepat 30 tahun lalu, pelukis Basoeki Abdullah wafat lantaran dibunuh maling. Ia sudah meramalkan kematiannya. *** Pada Kamis sore hari tanggal 4 November 1993 Basoeki Abdullah berada di Ratu Plaza, Jakarta Selatan, bersama sekretarisnya, Wiwien Winarti. Mereka berdua sengaja ke mal itu untuk mencari toko yang […]