Perjuangan Sebuah Lembaga Pendidikan
Setelah lulus Stovia pada tahun 1911, Soetomo bekerja sebagai dokter di berbagai daerah di Jawa, salah satunya di Blora pada tahun 1917. Ketika bekerja di Blora itulah Dokter Soetomo mendirikan Instituut Boedi Oetomo atas dorongan Bupati Blora, Raden Mas Said Tirtonegoro yang juga merupakan anggota Volksraad.
Setahun berselang, Dokter Soetomo meninggalkan Blora untuk berdinas di Baturaja. Instituut Boedi Oetomo di Blora lesu. Melalui seruan lisan maupun tulisan Bupati Blora memanggil siapa saja yang sanggup membenahi dan mengurus sekolahan itu yang akan dijamin dari kantongnya sendiri.
Seorang nasionalis muda, guru HIS Rembang, Mastoer, menyediakan diri dengan mengorbankan pekerjaannya sebagai guru negeri, dan pindah ke Blora pada tahun 1922. Di bawah pimpinan Mastoer, Instituut Boedi Oetomo berkembang pesat dan pada masa jayanya mempunyai filial di Kecamatan Kunduran (Blora), Jatirogo (Rembang), dan di Kalitidu (Bojonegoro), yang disebut F.I.B.O. (Filiaal Instituut Boedi Oetomo).
Buku ini merupakan pandangan Soesilo Toer berkait sepak terjang sebuah lembaga pendidikan di Blora dengan segala suka dukanya dalam dunia pendidikan sejak zaman Hindia Belanda, Penjajahan Jepang, Kemerdekaan, Revolusi, hingga tahun 90-an. Buku ini hadir untuk melengkapi buku Mastoer Bapak Kami sekaligus juga sebagai monumen untuk mengingatkan kita akan nama “yang dilupakan” dan “yang terlupakan”: Mastoer dan Instituut Boedi Oetomo.