Kisah Panji, Krisis Lingkungan dan Kebudayaan

Oleh: Purnawan Andra* Syahdan, Raden Panji putra mahkota kerajaan Jenggala diusir oleh ayahnya, Prabu Lembu Amiluhur. Ia meninggalkan istrinya, Dewi Candrakirana, lalu tinggal di Desa Dadapan sebagai anak seorang janda miskin dengan nama Ande-ande Lumut. Candrakirana yang mencari suaminya pergi ke tengah hutan dan menjadi anak seorang janda miskin yang memberinya nama Klenting Kuning. Namun, […]

Edy Karya dan Fenomena Panggung Tradisi

Oleh Halim HD* Mewarisi panggung pertunjukan tradisi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilanjutkan. Bahkan panggung yang diwariskan dan didukung oleh berbagai sarana lainnya, seperti politik patronase kebudayaan, sering mati di tengah jalan, minimal hidupnya megap-megap. Lihat saja panggung tradisi Wayang Orang di Semarang, bahkan di Yogyakarta yang disebut dengan pusat tradisi dan kebudayaan, panggung tradisi […]

Matinya Sang Komponis

Oleh Joko S Gombloh Seorang teman dosen periklanan di universitas terkemuka di Surakarta bilang, mahasiswa sekarang semakin canggih dalam menyelesaikan Adwork media. Penguasaanya pada media digital mengatasi hampir setiap renik proses produksi iklan yang dibuatnya. Tak terkecuali untuk scoring musik—satu keahlian yang mensyaratkan talenta musikal yang yahud. Mahasiswa periklanan itu tak perlu repot mencari komposer […]

Sartre : Lakon dan Kebebasan Manusia

Oleh Birul Sinari-Adi** “Aku tidak ingin menjadi filosof,” begitu kata Jean-Paul Sartre semasa mudanya. Tapi perjalanan hidup seseorang memang sukar ditebak. Pertemuannya dengan pemikiran-pemikiran Bergson telah membuatnya menapakkan  karier sebagai seorang sastrawan sekaligus filosof. Dua bidang yang turut mengangkat nama besarnya. Sebenarnya, minat Sartre terhadap berbagai hal sangat besar dan aktivitasnya cukup beragam. Ia juga […]

KUSUKUSU II

yang bergerak tak berhenti, merayap tanpa jeda. berpijak pada kaki-kaki Pertunjukan Tari: KUSUKUSU II Koreografer: Jecko Siompo Penampil: Animal Pop Family. SipFest Salihara 3&4 Agustus 2024 hujan turun deras di Jakarta 2 hari. antara aku dan binatang dalam satu ruang. imaji semak belukar, lumpur yang licin, lumut rumput lusuh hutan basah. sinar matahari seolah menerobos […]

Konser Rakyat Leo Kristi Tak Pernah Mati

Oleh Feri Latief “Gulagaluku suara nelayan, berayun-ayun laju!” suara penonton membahana melantukan lirik lagu ‘Suara Nelayan’nya mendiang Leo Kristi di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, tadi malam (27/07/24). Menyaksikan ini ingatan saya kembali ke masa lalu saat kecil, saat TVRI menayangkan lagu itu di layar kaca. Lagu itu sudah lama tak pernah saya dengar, […]

Bukan Sulap, Bukan Sihir “In Progress: Magic Maids” oleh Eisa Jocson dan Venuri Perera

Oleh Razan Wirjosandjojo Sebidang empat sisi jendela membingkai ruang pertunjukan, saya berdiri di dalam Front of House (FOH) Teater Arena bersama sound operator, mas Kipli. Setelah memberi aba-aba untuk penonton masuk, saya menyaksikan Eisa dan Venuri menata rupa-bentuk koleksi sapu yang tersandar di dinding belakang panggung. Hal itu terjadi sembari Vonjiana membuka acara sebagai MC. […]

Terpukul Waktu dalam “The Sound After Solitude #2”

Oleh Razan Wirjosandjojo Siska termenung di atas simpuhnya, renungnya dibasahi cahaya. Tikar terbaring di samping, sediam dirinya. Momen diam itu perlahan merekah, Siska mulai berdiri. Langkahnya perlahan, tubuhnya merendah, seperti seekor kucing yang mengendap-endap. Sekejap kakinya menyergap lantai dan udara dengan tendangan yang cepat dan halus. Tubuhnya membentuk kuda-kuda, matanya tajam melihat kepada kosong di […]

Proses Kreatif “Aduh”

Oleh Jose Rizal Manua Kami berlatih di teras rumah mas Putu yang berukuran 3m X 5m, yang di sudut-sudutnya berisi beberapa kursi. Di ruang sempit yang panas inilah mas Putu menyusun pengadeganan. Ya, kalau siang terasnya terasa cukup panas, membuat semua pemain mandi keringat setelah menyelesaikan sesi latihannya. Tapi, hikmah dari tempaan latihan keras ini […]

Hare Rumemper : Teater Sebagai Laboratorium

Oleh A Zaenuri Lahir di Surabaya, 6 Juni 1954. ‘Hare’ nama panggilannya, dia adalah darah Belanda. Kakeknya seorang Belanda pedagang rempah-rempah kawin dengan perempuan pribumi Banda Neirah. Dari sini lahir bapaknya dan menikah dengan perempuan Tulungagung dari keluarga seniman. Keluarga ibunya banyak yang jadi seniman bahkan pamannya dalang wayang kulit. Hare lahir di Surabaya, karena […]