Puisi-Puisi Sugiarto B Darmawan

DUA KENANGAN DARI TIMOR 1. Kupang O.. Kupang Aku dengar dentang lonceng gereja mu. Sayup. Tarian ombak menyapu pantaimu. Lembut. Teriak nyaring pedagang ikan berjalan dalam naungan rimbun daun lontar. Rumah rumah adat berdiri sunyi di tengah kebun. Sungai sungai kecil membelah tanah kapur. Di ranting cendana seekor kutilang menari. Nyanyi sendiri berteman sepi. O… […]

Sajak-Sajak Seno Joko Suyono

Bukit Semut Siwa menjelma menjadi bukit tandus ini Agar semut-semut bisa merayap dan memujaNya di puncak Suatu hari datang seorang laki-laki gamang di kaki undakan Ia membaca aksara-aksara yang tergores di batu Ia tak mengerti rahasia apa yang tertoreh Ia hanya tak ingin menoleh Pada pandita buta yang tengah mandi Menggosok dakinya di danau penuh […]

Puisi-Puisi Rifqi Septian Dewantara

Merayakan Kekalahan Kodeks-kodeks yang tercecer melalui transmisi digital, algoritma terjebak; mencari makna distorsi dan kegagalan Bukannya kecewa, untuk mengungkapkan hal ini sebagai konstruksi diri yang semakin kuat Dalam setiap bug teknologi, aku; seperti menemukan celah untuk masa kini Aku terjun bebas di jalur pengaman kode, melompati satuan komputasi bit dan byte; menyusuri aliran data yang […]

Puisi-Puisi Yohan Mataubana

TUA KOLO PANGGIL PULANG tua kolo 1 su2 bikin mabuk musim hujan saat natal beri kabar kalau mercun sudah pikul warna perpisahan akhir tahun   di lopo3 dan sane4 ain manu pasti bikin laku tobe5 tambah ut’luat 6 bikin sa7 pun air liur meleleh usi amakoet dan usi amatani bilang ayam jantan dan kambing mau disembelih […]

Puisi-Puisi M. Anton Sulistyo

TENTANG EKSIL SESUDAH MENDENGAR LAGU WHEN I’M 64  *) -1- ketika lampu kenangan mulai padam satu-satu kata-kata kadang kehilangan makna, barangkali  makna memang tak perlu kata-kata. Seperti tamsil  dalam puisi penyair eksil tanpa negara, tanpa nama,  tanpa titimangsa. Seperti suara yang menggigil lebih lirih dari embusan angin, jauh + terpencil tapi sangat mengusik batin:  “bersiaplah […]

Puisi-Puisi Chris Triwarseno, S.T.

Notre-Dame Cathedral Basilica Berdiam : Kitab Perpisahan Pergantian Natal mungkin saja salju-salju menghambur dingin pelukan pada lonceng-lonceng natal berdentang menghangatkan cemara-cemara berhias kerlip menitip cahaya-cahaya kasih pada puluhan aneka cokelat di ranting-ranting hidupnya yang mulai asing cawan anggur menanti sulang teguk demi teguk kenang melepas dahaga kerinduan dalam perjamuan malam yang tak pernah ia lewatkan […]

Puisi-Puisi Farras Pradana

Dunia Selembar Taplak di atas meja kayu tua, dunia cuma selembar taplak merah yang di duduki stoples plastik berisi peyek dan secangkir teh yang dingin di udara malam. keremajaan tidak lagi menyambutmu dengan banyolan tua hinggap di ternit-ternit coklat berkerak dan kelaparan. seorang manusia dengan jantungnya yang terbagi antara pulang dan pergi, duduk memegangi sobekan […]

Puisi-puisi Mahwi Air Tawar

Surat Soebek I : Umam Dante Bersama surat ini kulipat lelah udara dalam tumpukan tumpak rapuh sebelum lembaran kelaras diam-diam relakan dirinya dirampas dan segala wasiat bumi digunduli gigi-gigi gergaji dan traktor-traktor dari masa depan kerakusan umat manusia. Serat dan urat nadi bumi pun berkecai berderai di antara tawa dan payau genangan cita-cita dan bencana […]

Puisi-puisi Ngadi Nugroho

PENA BERADA DI TANGAN TUHAN Malam, saat lembaran awan dilipat, diletakkan di belakang punggung bulan. Sepasang mata saling mengikat. Mengeja seribu pintu. Bertanya; pintu mana yang kan dibuka dan dituju. Gulungan surat cinta belum tersusun sempurna. Batas akhir cerita bukanlah sebuah koma. Malam pun menampakkan wajahnya yang gelap dan semakin hitam. Memang ada rembulan yang […]

Puisi-Puisi Sinduputra

CANDI AIR BOROBUDUR aku baca         diriku dari relief candi air Borobudur padi. rumput. bunga ilalang relief paling indah di dinding candi tapi,              siapakah aku di negeri      seekor burung :sebatang pohon sungsang aku belajar menari.             meniru gerakan padi […]