Pemahaman Seni

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno, SJ* Pemahaman seni itu bergantung pada sikap dan apresiasi orang terhadap karya seni atau seni “as such” sebagaimana yang ada. Perubahan/transformasi mendalam esensi seni (atau kontekstualisasinya) ditentukan oleh penyikapan orang pada “penempatan baru”; konteks baru karya seni, misalnya: dari ranah cipta studio lalu dipindah ke museum. Disinilah letak posisi ‘konteks’ […]

Nasionalisme dalam Film Indonesia 

 Oleh Purnawan Andra* Nasionalisme di Indonesia selalu hadir dalam bentuk yang berlapis. Ia bukan semata slogan politik atau ritual peringatan setiap Agustus, melainkan juga imajinasi kolektif yang diproduksi dan dinegosiasikan terus-menerus lewat budaya, termasuk film.  Sejak era awal perfilman, layar telah berfungsi sebagai cermin sekaligus laboratorium bagi identitas nasional. Dari propaganda kolonial hingga euforia pascakemerdekaan, […]

Antropolog Robert Wessing, Amsterdam, dan Ritual di Banyuwangi

 Oleh Heru S.P. Saputra* Indonesia kembali kehilangan sosok yang berjasa besar dalam pengungkapan kekayaan budaya Nusantara ke dunia internasional. Kamis dini hari, 15 Mei 2025 pukul 03.00 WIB, atau pukul 10.00 malam waktu Belanda, antropolog ternama Robert Wessing meninggal dunia di Amsterdam. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi masyarakat akademik […]

Krisis Humanisme?

Driyarkara Dalam Homo Homini Socius   Oleh Mudji Sutrisno SJ.* I. Siapa Driyarkara?  Nicolaus Driyarkara S.J. dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1913 di Kedunggubah, Purworejo. Tahun 1952, ia mendapat gelar Doktor di bidang Filsafat di Universitas Gregoriana dengan disertasi mengenai Nicolas Malebrance.  Tahun 1941-1942, ia sudah mengajar sebagai dosen di Girisonta. Lalu 1943-1946, menjadi pengajar […]

Wayang

Oleh Mudji Sutrisno SJ* 1. Asal Usul Wayang Yang dimaksud ‘wayang purwa’: pertunjukan wayang yang ceritanya bersumber pada Mahabarata dan Ramayana (Cfr. Ir. Sri Mulyono, Wayang, Gunung Agung, Jakarta, 1978, hal.5). Tentang wayang dipakai dasar berpijak: Disertasi DR. Godard Arend Johannes Hazeu, 1997 di Leiden berjudul “Bijdrage tot de kennis van het Javaansche tooneel”. Tulisan […]

Nasionalisme Kontekstual 

 Oleh Purnawan Andra* Di tengah semarak peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, kita selalu diingatkan bahwa nasionalisme tidak hanya lahir dari pekik merdeka di medan perang, tetapi juga dari kesetiaan pada kebenaran, keberanian untuk mengutamakan kepentingan umum, dan pengorbanan untuk bangsa dan negara.  Secara kultural, nilai-nilai itu telah lama diartikulasikan dalam khazanah budaya kita, salah […]

Bendera Bajak Laut dan Tafsir Ulang Nasionalisme Kita

Oleh Purnawan Andra* Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sebuah fenomena visual muncul di sejumlah ruang publik dan media sosial. Bendera bajak laut dari serial One Piece, lengkap dengan lambang tengkorak dan tulang bersilang, berkibar menggantikan bendera Merah Putih. Hal ini tentu saja menimbulkan reaksi pro-kontra, tidak hanya di ruang maya, tapi juga […]

Etika Bunyi, Estetika Performatif dan Problematika Subaltern 

Oleh Purnawan Andra*  Malam-malam desa, jalan-jalan gang kota pinggiran, atau lapangan kecil di kampung-kampung Jawa Timur khususnya, kini sering kali bergema dengan irama dentuman bass dan sorak sorai dari pengeras suara raksasa. Fenomena ini, yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai sound horeg, bukan sekadar perkara hiburan murah meriah. Ia adalah peristiwa budaya, semacam “konser rakyat” […]

Indonesia Tak Akan Kandas

in loving memory of Kwik Kian Gie Oleh Effendi Kadarisman Seperti Indonesiaku, Indonesia kita, hidupmu adalah denyut tanah air, jernihnya mata air Ketika detak kehidupan itu berhenti, lalu kosong dan hampa di dada, yang kutulis sajak air mata Pak Kwik, Engkau tak mengenalku Aku tak mengenalmu Tapi hari ini engkau selembar daun yang jatuh Dan […]

Tikus sebagai Imajinasi Sosial 

Oleh Purnawan Andra* Dalam berbagai kebudayaan, tikus bukan sekadar hewan pengerat yang menjengkelkan. Ia menjelma simbol. Tikus adalah metafora tentang kerakusan, kelicikan, kelangsungan hidup yang licin, dan bahkan kelaliman tersembunyi yang merusak dari dalam.  Dalam konteks Indonesia, kehadiran tikus tidak hanya relevan dalam ranah biologis atau ekologis, tetapi juga dalam lanskap sosial-politik dan imajinasi kultural […]