Etika Bunyi, Estetika Performatif dan Problematika Subaltern 

Oleh Purnawan Andra*  Malam-malam desa, jalan-jalan gang kota pinggiran, atau lapangan kecil di kampung-kampung Jawa Timur khususnya, kini sering kali bergema dengan irama dentuman bass dan sorak sorai dari pengeras suara raksasa. Fenomena ini, yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai sound horeg, bukan sekadar perkara hiburan murah meriah. Ia adalah peristiwa budaya, semacam “konser rakyat” […]

Indonesia Tak Akan Kandas

in loving memory of Kwik Kian Gie Oleh Effendi Kadarisman Seperti Indonesiaku, Indonesia kita, hidupmu adalah denyut tanah air, jernihnya mata air Ketika detak kehidupan itu berhenti, lalu kosong dan hampa di dada, yang kutulis sajak air mata Pak Kwik, Engkau tak mengenalku Aku tak mengenalmu Tapi hari ini engkau selembar daun yang jatuh Dan […]

Tikus sebagai Imajinasi Sosial 

Oleh Purnawan Andra* Dalam berbagai kebudayaan, tikus bukan sekadar hewan pengerat yang menjengkelkan. Ia menjelma simbol. Tikus adalah metafora tentang kerakusan, kelicikan, kelangsungan hidup yang licin, dan bahkan kelaliman tersembunyi yang merusak dari dalam.  Dalam konteks Indonesia, kehadiran tikus tidak hanya relevan dalam ranah biologis atau ekologis, tetapi juga dalam lanskap sosial-politik dan imajinasi kultural […]

Malam Jumat Kliwon sebagai Pengetahuan yang Menubuh dan Pergelaran Keyakinan

Oleh Purnawan Andra* Di banyak wilayah Nusantara, terutama di Jawa, malam Jumat Kliwon memiliki posisi simbolik yang unik dan kompleks. Ia bukan sekadar penanda waktu dalam kalender Jawa yang memadukan sistem penanggalan Islam dan perhitungan pancawara-sapta wara, melainkan juga sebuah ruang simbolik yang sarat makna spiritual, sosial, dan kultural.  Secara antropologis, Jumat Kliwon adalah simpul […]

Mitos di Tikungan Jalan: Logika Mitis dalam Ruang Publik 

Oleh Purnawan Andra* Jika Anda pernah melintasi jalanan berliku di kawasan pegunungan atau ruas jalan rawan di pelosok negeri, Anda mungkin akan menemukan papan pengumuman besar bertuliskan: “Hati-hati, di sini sering terjadi kecelakaan.”  Pengumuman ini tampak seperti bagian dari protokol keselamatan. Namun jika ditelaah lebih dalam, frasa tersebut menyimpan ironi kultural yang signifikan. Alih-alih menjelaskan […]

Estetika Diam, Etika Ketabahan, dan Eksistensialisme Banowati

Oleh Purnawan Andra* Dalam jagat Mahabharata yang penuh dengan heroisme, intrik kekuasaan, dan peperangan, nama Banowati sering kali luput dari pusat perhatian. Padahal, tokoh perempuan yang dalam versi India dikenal sebagai Bhanumati ini justru menyimpan lapisan makna reflektif sekaligus relevan bagi kehidupan kita hari ini.  Ia bukan sekadar permaisuri Duryodana, raja Astina, melainkan sebuah simpul […]

Derrida di Puntung Rokok Rara Mendut 

Oleh Purnawan Andra* Dalam sejarah kebudayaan Jawa, tokoh Rara Mendut hadir bukan semata sebagai figur legenda perempuan cantik dari pesisir Jepara yang menolak tunduk pada kuasa Sultan Agung. Ia lebih dari sekadar cerita romantik atau semangat emansipatoris yang sering kali direduksi ke dalam dikotomi perempuan versus patriarki.  Rara Mendut adalah kompleksitas itu sendiri—sebuah simpul di […]

Raja Tanpa Mahkota 

Oleh Purnawan Andra* Di tengah dunia yang hiruk pikuk oleh citra, kecepatan, dan ketegasan semu, sosok Yudhistira dalam pewayangan Jawa hadir seperti anomali: raja tanpa mahkota, ksatria tanpa pusaka, dan pahlawan yang menolak perang. Ia lebih senang berbincang kebijaksanaan dengan Bisma kakeknya daripada berlatih senjata, lebih memilih diam dalam rasa bersalah daripada mengumbar kegembiraan kemenangan. […]

Angka, Kuasa, dan Tafsir Peradaban

Oleh Purnawan Andra* Semasa sekolah, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, setiap pembagian rapor di akhir pembelajaran catur wulan, semester, atau akhir tahun, saya masih ingat bahwa yang pertama kali ditanyakan orang tua, pakdhe budhe atau om tante kepada saya adalah nilai Matematikamu berapa? Beruntung saya bisa memperoleh angka 9 sehingga tas, baju, […]

Membaca Panji dalam Liminalitas Kekuasaan Kontemporer 

 Oleh Purnawan Andra* Topeng bukan sekadar penutup wajah. Dalam sejarah estetika Nusantara, topeng adalah artefak kultural, cermin identitas, dan wahana transformasi spiritual. Di balik diamnya selembar kayu yang diukir, terkandung narasi sejarah, kosmologi, hingga politik kebudayaan.  Ketika cerita Panji ditampilkan lewat seni topeng, ia tak hanya menyajikan kisah asmara klasik Jawa, tetapi menghidupkan kembali struktur makna […]