Membaca Ulang I Ktut Mario
“A space for collective spirit and creation in the arts…”, begitulah kira-kira tagline yang melekat pada Studio Plesungan, sebagai wadah berkreasi yang terbuka bagi seniman dari berbagai daerah dan latar belakang. Pada praktiknya, Studio Plesungan menyediakan berbagai program yang ditujukkan untuk membantu para seniman dalam proses belajar, produksi, hingga mempresentasikan karya mereka. Salah satu program yang kerapkali ditunggu oleh masyarakat umum terutama pecinta seni adalah program On Stage. Dilansir dari laman resmi Studio Plesungan, program ini merupakan program rutin dari Studio Plesungan, yang ditujukkan untuk menyediakan fasilitasi pementasan sederhana untuk seni pertunjukkan tari, music, dan teater. Bentuk fasilitasi yang disediakan oleh Studio Plesungan adalah dengan menyediakan ruang seni pertunjukan di Teater Arena maupun ruang Galeri Kecil di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.
Diadakan setiap dua bulan sekali, pada awal bulan ini Studio Plesungan akan mempersembahkan program On Stage bertajuk “The (Famous) Squatting Dance”, oleh I Wayan Sumahardika dan diproduksi oleh Mulawali Performance Forum. The (Famous) Squatting Dance akan menggelar sebuah pertunjukan yang menawarkan penampilan teater-arsip. Ide mengenai tema tersebut, berangkat dari pembacaan kritis sang creator, terhadap Arsip Bali mengenai Tari Igel Jongkok pada tahun 1928, karya seorang maestro Bali, I Ktut Mario. Sebagai repertoar tari yang monumental di zamannya, Igel Jongkok dibaca kembali sebagai sumber gagasan untuk mengurai percakapan jongkok yang menyimpan ragam pengetahuan, jejaring gagasan, serta berbagai narasi politis-estetis yang hadir dan tumbuh terus menerus di baliknya.
On Stage kali ini akan diselenggarakan pada hari Rabu, 10 Mei 2023, pada pukul 19.30 – 22.00 WIB, yang berlokasi di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Di balik karya besar ini, terdapat beberapa nama yang telah bekerja keras di belakang layar. Beberapa nama tersebut diantaranya yaitu; Agus Wairatama sebagai Pimpinan Produksi; Wayan Sumahardika sebagai Penulis Naskah dan Sutradara; Jacko Kaneko, Krisna Satya, dan Tri Ray Dewantara sebagai koreografer dan performer, serta; Barga Sastrawadi sebagai penata musik. Setelah pertunjukan selesai, Studi Plesungan selanjutnya akan menyelenggarakan Bincang Seniman, yang akan diisi oleh I Nyoman Cahya.
I Wayan Sumahardika, sang sutradara, merupakan seorang penulis, sutradara, dan pembuat teater yang berasal dari Denpasar, Bali. Lahir pada tahun 1992, I Wayan Sumahardika sepanjang karirnya telah banyak berkontribusi dalam berbagai karya seni pertunjukan. Kecintaannya terhadap dunia Seni Pertunjukan sudah dimulai sejak ia menempuh pendidikannya pada pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Ganesha, dengan aktif bergabung bersama Komunitas Mahima dan Teater Kampung Seni Bangyuning. Sumahardika kemudian mendirikan Teater Kalangan, dan hingga saat ini ia aktif dalam mendorong pengembangan riset artistik pertunjukan melalui Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian dan manajemen seni pertunjukan yang berdiri sejak 2019. Adapun beberapa penghargaan yang pernah diperoleh Sumahardika diantaranya yaitu Juara I Lomba Naskah Monolog Pestarama #4 UIN Jakarta 2019, Lomba Naskah Drama Tradisional Nawanatya 2018, dan Lomba Naskah Drama Modern Nawanatya 2017 oleh Dinas Kebudayaan Bali. Selain itu, Karya kritik sastranya menjadi pemenang III dalam Sayembara Kritik Sastra Indonesia HISKI Bali 2020.
Bagi para pembaca yang tertarik untuk menyaksikan pertunjukan karya I Wayan Sumahardika, dapat membeli tiket pada laman https://bit.ly/42snKR5. Harga tiket bervariasi yakni mulai dari Kategori A untuk umum dan pembelian on the spot seharga Rp. 25.000; Kategori B untuk pelajar dan pembelian on the spot seharga Rp.20.000; Kategori C untuk umum dan early booking dengan harga Rp.20.000, serta; Kategori D untuk pelajar dan early booking dengan harga Rp.15.000. Info lebih lanjut mengenai on stage dapat diakses melalui studioplesungan.org.
*Lesi L.