Puisi-puisi Sosonjan A. Khan
CERITA SENJA
Ada yang tersentak ketika
merah senja tiba-tiba
berbicara tentang detik
yang lurut dari tiang layar
bahtera usia.
Benarkah, semalam telah terlalu jauh
di ufuk ingatan?
Seperti warna dilunturkan rintik hujan,
perlahan merah senja
berlimpahan di rambut pucat
menghiris keindahan pantai.
Alam melukis makna
menegur ramah.
Dingin membelai senja
berbisik mesra dalam getar sepoi
berulang cuba kau tepis jauh
namun
nyilu pedih bersenandung jua.
24/12/2025
SEBATANG BULUH
SEBUAH METROPOLITAN
Panorama bergilir gempita
ketangkasan serakah
merimbun rumpun buluh
berkembang biak teguh.
Hari-hari pun menjadi pelajaran
dari ribuan taburan daun-daun buluh
di bawahnya budak-budak asyik
mengutip mencantum daun-daun
melukis jalan-jalan hadapan
sebuah metropolitan.
24/12/2025
KEPAK
Di gurun pasir langit tinggi
matahari semakin terik
bunyi angin bergeser keras
suara parau helang
berlegar di ruang udara
dengan paru dan cakar tajam
mengintai dengan mata pisau.
Langit terus diam menunggu
di manakah nanti turunnya hujan
yang lantang.
Dan burung-burung helang
yang tiada pernah kenyang
segera pulang ke sarang
kebenaran.
19/12/2025
RUMAH JAUH
Di rumah yang jauh
kau harus bersedia
untuk terjun di lembah pasrah
membiarkan tangan kesat kasar
merendam kaki ke lumpur
dengan mata kering, baju lusuh
ditolak merangkak di lantai
mengutip taburan nasi,
dan tulang-tulang tersisa
menyuap kenyang dengan
sumpah serapah benci
hingga membongkar ke akar kubur
ribuan tahun nenek moyang.
Kecuali di rumah Allah
di rumah yang jauh
jangan pernah meminta keadilan.
Atau pulang saja
demi harga diri.
20/12/2025
GELOMBANG PANGGUNG
Watak-watak dan perwatakan
harusnya dihafal hadam,
lalu kembara dalam diri sendiri
sepenuh jiwa raga
kerana dunia, yang jelas
harus dapat dipeluk erat
meski yang menjulang ribuan layang-layang pun
tetap sehelai daun di ranting waktu.
Musim-musim di atas panggung
adalah permainan yang harus dapat meyakini
hingga ke lubuk rasa
yang paling mendalam
meski hanya segelintir yang mampu
menyaring emasnya.
Panggung di atas bahtera
melenggang-lenggang oleh gelombang
melanggar terumbu samudera
dan tenggelam tanpa rasa bersalah.
16/12/2025
MARTABAT ZAMAN
1.
Zaman telah terlalu lelah menyaksikan
huru-hara di petak-petak dunia
yang terus gigih bercakaran berebutan menjulang
bulan, bintang dan matahari
sebagai bukti kekuatan keserakahan
sedang di tebing usia
yang tersisa timbunan tulang-tulang membusuk
terus berlanjutan berlonggok-longgok
menjadi sungai-sungai airmata hanyir darah dan nanah.
Zaman telah semakin lemah
dilanyak peristiwa yang sama berulang-ulang,
ketajaman materialistik mengagungkan
kejayaan propaganda sesama.
Sedang
di lembah-lembah yang jauh
terlihat masih ada yang duduk
mengelilingi lampu-lampu minyak tanah yang kecil
menghafal nama bunga-bunga
yang sering tumbuh dalam mimpi-mimpi yang kedinginan.
2.
Dari zaman ke zaman yang silih bergantian nombor
dan perubahan iklim yang aneh-aneh,
keinginan yang membara masih tetap gigih
mengukir jiwa di daun-daun musim
tanpa jemu tanpa batas sempadan
walau tanpa gula dan beras,
kecuali asap dari rokok kertas akhbar
atau paling tidak dari gulungan kulit-kulit kering jagung
kerana terkadang sepi yang berhembus masih boleh
sebagai petanda
bahawa ada yang masih hidup
terus memikul nasib.
3.
Dunia tidak boleh kehilangan Tuhan
yang benar, yang mengajar makna
manusia dan kemanusian
yang mengajar kemuliaan ilmu
yang mengajar kebijaksanaan
senjata keberanian bercakap benar
dan yang benar-benar memartabatkan insan dan alam.
Dunia tidak boleh kehilangan Tuhan
yang benar, yang menunjukkan
iktibar dari sejarah zaman silam
tentang permulaan alam
dan tujuan manusia diciptakan
dan bagaimana iblis menjadi penderhaka
yang membawa musibah celaka.
4.
Ketika berjalan dalam gelap
pandangan menjadi gelap
jiwa gelap
dunia gelap.
5.
Memilih cahaya antara cahaya
yang kekal, yang tiada mati binasa
yang Maha di atas segala
yang empunya setiap nyawa
yang empunya setiap rahsia
yang menegakkan bumi tanpa tiang
yang menunjukkan arah yang lurus
adalah jalan yang paling tinggi
mengangkat martabat zaman.
24/12/2025
CINTA
Jika kauberikan cinta pada laut
seluruh laut adalah cinta
jika kauberikan cinta pada rimba
seluruh rimba adalah cinta
jika kauberikan cinta pada gunung
seluruh gunung adalah cinta
jika kauberikan cinta kepada taman
seluruh taman adalah cinta
jika kauberikan cinta pada alam
maka seluruh alam adalah cinta
Dan sesungguhnya
Cintamu adalah jantung bumi
yang mengairi nadinya
dengan nafas cahaya dari langit jiwa
yang paling wangi dan putih berseri.
25/8/2025
TUGU SYURGA BERTIANG TAKWA
Di bawah kegagahan jet-jet besi
pengempur hak kemanusiaan
di kelilingi mayat-mayat yang bergelimpangan
mereka terkapar dengan anggota putus tangan kaki
bahkan ada buta tuli, mengagahi tubuh untuk berdiri
di atas tanah yang dipenuhi debu dan batu
di dalam udara yang dipenuhi asap kematian
menguatkan iman dengan berpuasa
meski tanpa sahur dan berbuka
tetap mengucapkan alhamdulillah.
Di saat solat terawih tiba
tanpa sekeping roti seteguk air
mereka yang lemah meluruskan saf,
takbir, ruku dan sujud menyerah jiwa
diiringi bunyi ledakkan bom bertalu-talu
menggegar tubuh,
jeritan anak-anak, perempuan, ibu dan ayah
yang menggeletar kebingungan
sebelum akhirnya mereka pun rebah jua
di sisi yang masih
sujud menyerah pada Allah.
Suatu pagi yang sangat indah
sebiji kurma terselit di genggamannya
tiba-tiba terdengar jua sendu serak
takbir raya bagaikan ratapan
tandus kekeringan
sedang menghiba ke langit tinggi.
Di atas serpihan tulang-tulang dari runtuhan atap,
dinding dan lantai
yang memercikan
basah darah para pahlawan Al-Aqsa
lelaki itu menadahkan tangan
mengucapkan alhamdulillah
sebelum sebutir peluru menembusi dahinya dan
sebiji kurma terlepas daripada genggamannya.
23/3/2025
MAAFKAN AKU PALESTIN
Tentang Al Aqsa amanah Allah
yang sedang kalian pertahankan
dengan ribuan sungai-sungai darah
dan airmata yang terus mengalir
menjadi lautan duka sejarah.
Maafkan aku Palestin …
ketika berada dalam dakap sejahtera
di dalam rumahku yang aman selesa,
makan dan minum sentiasa tersedia,
bergurau senda, gelak canda
sedang kalian dalam penyeksaan
dibantai kelaparan dan kesakitan
bersembunyi di bawah runtuhan
berselimutkan debu dan asap hitam
masih terus menjadi buruan
oleh peluru-peluru yang laparkan nyawa
bertuhankan iblis durjanah.
Maafkan aku Palestin …
sungguh
kelemahanku adalah sebuah hukuman
yang sangat berat untuk kutanggung sendiri
sedang doa-doa yang telah lama kupanjatkan
masih tersungkur menangis pilu di kaki langit-Nya.
Maafkan aku Palestin …
ketika jeritan-jeritan sukmaku
masih tiada mampu menahan terjahan
peluru-peluru berbisa daripada
menghancurkan tubuh kalian
dan puisi-puisiku hanyalah cebisan daun-daun kering
yang luruh dari tunggul-tunggul jiwa
yang rentung.
Maafkan aku Palestin …
ketika ledakan-ledakan itu
terus menerus menggempur
setiap inci tanah dan harapan kalian
dan seluruh doa-doaku
bagaikan bebola-bebola kristal
yang pecah berkecai, bertaburan
di bawah kaki-kaki para algojo
yang tetap gagah menjulang senjata api.
Maafkan aku Palestin …
aku tiada daya sekali-kali!
8/4/2025
BENGKOK
Di daerah belantara
kaki hanya mampu meniti
pada lorong-lorong sempit
pusing ke kanan jalan bengkok
pusing ke kiri jalan bengkok
pusing ke belakang jalan bengkok
maju ke hadapan juga jalannya bengkok.
Pada sebuah laluan yang
tersedia bengkok
kau tidak mungkin dapat
berjalan lurus.
21/12/2025
MEMAHAMI PINTU
Tutuplah pintu di waktu malam
agar tiada masuk tetamu
yang tidak diundang.
Bukalah pintu setelah salam
kerana keberkatan harus
diberi ruang.
Jagalah pintu dengan keberanian
kerana pintu adalah jalan
kegagalan atau kejayaan
keluar dan masuk kehidupan.
24/2/2025
HALANG
Pada penghujung waktu
yang melepaskan kebenaran
mata hati hanya secebis kelam
berkejar-kejaran pada silauan
sebelum silauan itu pun akan hilang.
Seketul hati digenggam dunia
bolak-balik di kaki putaran jam
digagahinya untuk tetap bertahan
bersama semua yang dimiliki
namun senja tetap berulang.
Hanya Tuhan
yang tidak dapat dihalang.
23/2/2025.
LELAKI YANG MENGGENDONG SETIA
Belantara sunyi membawanya
ke padang-padang ranting,
tanpa dahan, pohon atau hijau daun,
tiada bunga yang menjanjikan wangian.
Kedua belah kakinya
yang ringan begitu jujurnya
menyerahkan tangan dan bahu kepada angin
dari empat penjuru alam
dan dia membacanya dengan lelah mencari makna
kadang terlayang pasrah.
Tiada sumbu di alur akar yang menjalar,
kenangan yang diharunginya
sering kering dan berdebu
tiada tanda di setiap simpang
tiada burung-burung merpati
di bangku halaman
tiada warkah bertinta permata
dari beribu mimpi yang dipendam.
Ketika bahtera-bahtera
berlabuh di tepi pantai
tiada yang memanggil namanya
ketika taman-taman
ditumbuhi kembang
tiada sekuntum buatnya
ketika lembayung melebar
tiada bayang di tubuhnya.
Dalam takungan rasa cinta
seluruh usia telah disempurnakannya
menjadi hamba yang penuh akur
buat wajah yang paling bercahaya di matanya
di mana jiwa raganya
menjadi syurga yang paling sempurna.
19/6/2022
Sosonjan A. Khan, dikenal dengan nama pena Sutera Kalbu, adalah Pengerusi Akademi Panggung Seri Utama (APSUE) Brunei Darussalam dan telah berkarya lebih dari 35 tahun sebagai penulis, penyair, dramawan, serta pembimbing sastra. Ia menulis cerpen, puisi, novel, resensi buku, rencana media, skrip TV dan teater, serta mencipta lirik dan melodi lagu pop dan nasyid. Karyanya meliputi ratusan sajak dan cerpen, manuskrip novel, skrip drama, buku puisi multibahasa, buku anak, serta lebih dari 150 antologi internasional; puisinya terbit dan diterjemahkan di puluhan negara dan berbagai bahasa. Aktif sebagai pembimbing penulisan dan deklamasi puisi, ia juga telah menerima berbagai penghargaan sastra dan deklamasi bergengsi di Brunei Darussalam dan tingkat internasional, termasuk anugerah dari Dewan Bahasa dan Pustaka serta kemenangan dan penghormatan dalam berbagai sayembara hingga tahun 2024.




