Sejarah dan Tata Ruang Arsitektur Keraton Yogyakarta

Karya Yulianto Sumalyo

Keraton Yogyakarta adalah warisan budaya Nusantara yang unik, indah dan banyak dikagumi, secara nasional dan internasional. Tidak sedikit dijadikan obyek penelitian, baik dari mancanegara, maupun dari dalam negeri. Keraton Yogyakarta mengandung berbagai unsur dan sudut pandang yang tidak akan habis untuk dipelajari. Konsep perancangannya abstrak, berdasar tradisi yang sulit diketahui asal – usulnya, seperti halnya pada peninggalan arsitektur semacam ini pada umumnya.

Menguraikan arsitektur Keraton Yogyakarta, pembahasan dimulai dari mengkaji terlebih dahulu sejarah dan tata-ruang pusat-pusat pemerintahan tradisional di Jawa. Pengkajian dimulai dari yang ada peninggalannya yaitu Madjapahit, Tuban, Banten hingga pusat pemerintahan Mataram Islam sebelum Yogyakarta yaitu Surakarta.

Buku mengulas secara dalam seluruh aspek arsitektural Kraton Yogya.Mulai Bangsal Proboyekso sebagai inti, terus “keluar”, sehingga terbentuk “lingkar-lingkar” abstrak, membatasi bagian-bagian Keraton yang berbeda tingkat nilai spiritualnya. Makin ke “luar”, pinggiran “riak gelombangnya” makin berkurang, bahkan hilang, sesuai dengan teori pusat-pinggiran (center periphery). Taman Sari dimasukkan dalam satu kesatuan dengan keraton, di mana terdapat Taman Garjitowati, sudah ada sebelum keraton dirancang dan di bangun oleh Pangeran Mangku Bumi.

Yulianto Sumalyo, lahir di Magelang 1946. Setelah lulus SMA Negeri 1 Purwokerto pada tahun 1966, melanjutkan belajar di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, selesai tahun 1976. Sejak 1997 menjadi dosen di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Pendidikan S-2 ditempuh di Ecole Nationale des Ponts et Chaussees (ENPC), Paris, Perancis dan selesai pada tahun 1985. Demikian pula program pendidikan  S-3 yang juga ditempuh di Ecole Des Hautes Etudes en Science Sociales (EHESS), Paris, Perancis dan selesai pada tahun 1989.