Komposisi-Komposisi Eksprimen dari Salihara
Tahun 2023 menjadi penanda baru bagi pagelaran Salihara Jazz Buzz. Setelah dua kali sukses menyelenggarakan pertunjukkan secara virtual (tahun 2021 dan 2022), tahun ini Salihara Jazz Buzz akan menyajikan pertunjukan jazz melalui pengalaman yang sebagaimana mestinya, yakni secara langsung pada 04, 05, dan 11 Februari di Teater Salihara.
Salihara Jazz Buzz merupakan salah satu program tahunan unggulan yang mendapat perhatian dan tanggapan dari publik terkait dengan Komunitas Salihara Arts Center. Sejak 2016, Salihara Jazz Buzz berusaha untuk menampilkan pilihan genre, komposisi, dan presentasi musik baru, dengan tema besar yang selalu diusung adalah Jazz Sans Frontier, sebuah gagasan dan konsep musikal lintas-batas.
Pada tahun ini, Salihara Jazz Buzz akan mengusung tema Pertukaran/Exchange. Melalui tema tersebut Salihara Jazz Buzz ingin menampilkan sifat jazz yang mampu menjelajah ke genre musik lain. Mengenai tema Exchange, Tony Prabowo selaku Kurator Musik dan Tari Komunitas Salihara menyampaikan bahwa:
“Salihara sebagai penyelenggara pesta kesenian, tentu harapannya bisa memberikan suguhan yang segar, berkualitas, kebebasan berekspresi dan menawarkan konsep-konsep kebaharuan untuk masyarakat peminat musik dan peminat seni seluas-luasnya, di tengah banyaknya festival-festival jazz di negeri ini,” kata Tony, Selasa (31/1).”
Pemilihan tema Exchange adalah sebuah cara menawarkan gagasan baru, melalui Undangan Terbuka Salihara Jazz Buzz 2023, pada masa pasca-pandemi Covid-19. Setelah melalui berbagai proses kurasi, Tim Kurator Salihara Arts Center memilih tiga penampil, dengan komposisi musik yang menyajikan tema, gaya ritme, motif, serta warna yang dinamis dan dikembangkan ke arah gaya yang lebih ekspresif. Ketiga penampil tersebut diantaranya yaitu Sandikala Ensemble, Filipus Cahyadi Project, dan Guernica Quartet. Selain menampilkan karya orisinil mereka, ketika musisi terpilih tersebut juga akan berkolaborasi dengan musisi jazz Indonesia yaitu Adra Karim, Sri Hanuraga, dan Indra Perkasa.
Menyambut Para Pendatang Baru
Grup Musik pertama dalam Salihara Jazz Buzz 2023 ini adalah Sandikala Ensamble (SE), yang tampil pada 04 Februari 2023, pkl. 20.00 WIB di Teater Salihara. Sandikala Ensamble adalah sebuah grup musik asal Yogyakarta, dengan format yang banyak menggunakan instrumen gamelan. Ekspresi musikalnya mengembangkan teknik eksperimental melalui instrumen gamelan baru dan bertujuan memperluas cakrawala musik gamelan kontemporer. Pada pagelaran Salihara Jazz Buzz 2023, Dion Nataraja yang merupakan komponis sekaligus direktur artistik SE, menawarkan konsep yang lebih dalam, pada imporvisasi instrumen gamelan dan jazz. Berkolaborasi dengan Sri Hanuraga, seorang pianist dan musisi Tanah Air, pada tahun ini SE akan menampilkan beberapa karya, diantaranya yaitu Herutjokro as Posthuman, Hyperkembangan X, Hyperkembangan III (kolaborasi), Improvisation I (kolaborasi), dan Improvisation II.
Tema yang diusung oleh SE dan Sri Hanuraga pada tahun ini adalah “Wasteland”. Dalam salah satu wawancara yang dilakukan pada 03 Februari 2023, Dion Nataraja dan Sri Hanuraga menyampaikan bahwa karya ini terinspirasi dari sebuah puisi karya T. S. Eliot yang berjudul “The Waste Land”. Puisi tersebut ditulis setelah meletusnya Perang Dunia I, dimana dalam puisinya, T.S. Eliot menggambarkan reruntuhan-reruntuhan kehancuran Eropa dengan caranya sendiri, sehingga menghasilkan sebuah pemaknaan baru. Sri Nuraga kemudian mengelaborasikan puisi tersebut dengan pemilihan tema SE tahun ini, menurutnya:
“Dion kemudian menafsirkan musik kolaborasi ini, juga terdiri dari berbagai reruntuhan, dengan adanya unsur tradisi gamelan Jawa, India, dan Jazz, yang sebenarnya juga terpecah-pecah, seperti gambaran Eliot dalam Wasteland. Tapi kemudian, Dion berusaha untuk mengabstraksikan kembali, menyusunnya kembali menjadi sesuatu yang baru, suatu karya yang terdistorsi,” pungkas Sri Hanuraga (03/02).
Penampil selanjutnya adalah Filipus Cahyadi Project (FCP), yang akan tampil pada Minggu, 05 Februari 2023, pkl. 16.00 WIB di Salihara Teater. Sebagai direktur artistik dari FCP, Filipus Cahyadi menggunakan konsep pola hitungan ganjil, yaitu menggunakan angka 3, 5, 7, 11, 13 di dalam setiap komposisinya. Konsep angka ini terdapat dalam beberapa elemen music yang digunakan seperti birama, nada, dan chord yang dipadukan dengan elemen music Indonesia, yaitu tangga nada Sunda (Pelog dan Madenda), ritmik gamelan Bali, dan Keroncong. Pada pagelaran Salihara Jazz Buzz 2023, FCP akan menampilkan lima karya original, yang dibuat oleh Filipus Cahyadi berkolaborasi dengan musisi senior Indra Perkasa. Indra Perkasa akan ikut bermain dalam lagu “Ganjil Genap”.
Terakhir ada Guernica Quartet (GQ), sekaligus menjadi musisi penutup Salihara Jazz Buzz 2023, yang akan tampil pada Sabtu, 11 Februari 2023, pkl. 20.00 WIB di Teater Salihara. Guernica Quartet merupakan grup yang merepresentasikan karyanya lewat pencampuran berbagai genre musik dan instrumental yang beragam. Mereka mencoba mengeksplorasi suara dan berbagai jenis musik lain seperti musik tradisional Jepang, India, musik-musik Timur Tengah, dan musik Armenia serta sequencer yang menyuarakan elemen suara-suara ‘etnis’. Dalam penampilan kali ini, Guernica Quartet juga akan berkolaborasi bersama musisi jazz senior Adra Karim.
Pertunjukkan Salihara Jazz Buzz 2023 terbuka untuk umum. Jika ingin menyaksikan penampilan luar biasa dari para musisi bertalenta Tanah Air, para pengunjung dapat langsung melakukan pemesanan tiket via tiket.salihara.org, dengan harga Rp. 75.000 (dewasa) dan Rp. 50.000 (pelajar/mahasiswa). Selamat ber-jazz ria!
* Lesi L