Dari Badung Sampai Karang Asem: Visual Magis Ogoh-Ogoh Pemenang Lomba
Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 pada tahun ini jatuh pada hari Rabu, tanggal 22 Maret. Di Bali, setiap tahunnya terdapat berbagai rangkaian acara yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Rahina Suci Nyepi. Salah satu rangkaian acara tersebut yaitu Upacara Ogoh-ogoh, yang dilakukan oleh setiap Desa Adat di Bali pada Hari Pengerupukan sebelum hari raya. Ogoh-ogoh itu sendiri merupakan sejenis patung raksasa yang terbuat dari bambu dan kertas, dengan bentuk menyerupai Bhutakala atau Rakhsasa menakutkan. Setelah upacara dilakukan, terdapat sebuah tradisi yakni mengarak Ogoh-ogoh keliling desa, lalu kemudian membakarnya di kuburan setempat, sebagai simbol keikhlasan dan kemenangan menjelang Hari Raya Nyepi.
Seiring dengan berjalannya waktu, dalam rangka meningkatkan antusiasme masyarakat dan memberi penghargaan terhadap kreativitas para sekaa teruna, Pemerintah Provinsi Bali menggelar lomba Ogoh-ogoh dan menyediakan hadiah bagi para pemenangnya. Pada tahun ini, Pemerintah Porvinsi Bali telah mengumumkan para pemenang lomba, yang berasal dari sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Agar perlombaan Ogoh-ogoh menjadi lebih objektif, Pemerintah Provinsi Bali telah menentukan unsur-unsur penilaian dari Lomba Ogoh-ogoh yang terdiri dari tiga kriteria, yaitu Estetika, Etika, dan Religius. Pada poin Estetika, beberapa hal yang dinilai diantaranya berkaitan dengan tema, bahan, konstruksi, anatomi/proporsi, ekspresi, dan kreativitas. Selanjutnya pada poin Etika, hal-hal yang dipertimbangkan adalah berkaitan dengan busana, gelungan, dan pepayasan. Terakhir, pada poin Religius, para juri menilai sumber sasatra dan nilai-nilai filosofis dari Ogoh-ogoh yang ditampilkan.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 369/03-J/HK/2023, pada tanggal 20 Maret 2023 telah diumumkan para pemenang Lomba Ogoh-ogoh dari sembilan Kabupaten/Kota di Bali, yang ditetapkan sebagai berikut:
Untuk Kabupaten Badung, terbaik pertama diraih oleh Sekaa Taruna (ST) Dharma Pertiwi, yang berasal dari Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, dengan nama “Kala Duskarana”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Widya Dharma yang berasal dari Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan dengan nama “Sang Maha Kala”. Terakhir, terbaik ketiga diraih oleh ST. Eka Bhuana Tunggal Budi Kangin, yang berasal dari Desa Seminyak, Kecamatan Kuta, dengan nama “Raga Winasa: Sang Hyang Murtining Jagat Kalawan I Kala Surya”.
Selanjutnya untuk Kabupaten Bangli, terbaik pertama diraih oleh ST. Wisnu Sedana, yang berasal dari Desa Penglumburan, Kecamatan Susut, dengan nama “Memedi”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Murda Citta dari Desa Demulih, Kecamatan Susut, dengan nama “Tapak Batis”. Terbaik ketiga diraih oleh ST. Mekar Sari dari Desa Metra, Kecamatan Tembuku, dengan nama “Kalaning Raja Buduh”.
Untuk Kabupaten Buleleng, terbaik pertama diraih oleh ST. Tunas Teratai Tunjung Mekar Kejkangin-Ceblong, yang berasal dari Desa Sudaji dengan nama “Amukti Kalki Awatara”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Giri Kusuma dari Desa Adat Giriloka, Kecamatan Sukasada, dengan nama “Sang Hyang Penyalin”. Terakhir, terbaik ketiga diraih oleh ST. Eka Stana dari Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, dengan nama “Nini Ngelekas”.
Kemudian untuk Kabupaten Gianyar, terbaik pertama diraih oleh ST. Eka Budi Kesuma Giri, yang berasal dari Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, dengan nama “Bhatara Kala”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Widya Dhri Sedana, yang berasal dari Desa Payangan, Kecamatan Payangan, dengan nama “Ni Calonarang”. Terbaik ketiga, diraih oleh ST. Dharma Kencana, berasal dari Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, dengan nama “Wong Samar”.
Selanjutnya untuk Kota Denpasar, terbaik pertama berhasil diraih oleh ST. Dwi Putra Br. Tegal Agung, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, dengan nama “Tumbal Rare”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Yowana Werdhi, dari Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, dengan nama “Guna Sangara”. Terbaik ketiga diraih oleh ST. Dharma Subhiksa, Desa Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, dengan nama “Teto Wilah Dahana”.
Untuk Kabupaten Jembrana, terbaik pertama diraih oleh ST. Kembangsari, dari Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, dengan nama “Nyai”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Guna Widya, dari Desa Pendem, Kecamatan Jembrana, dengan nama “Tebu Sala”. Terbaik ketiga diraih oleh ST. Swastika Karya dari Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, dengan nama “Ajian Kreb Akasa”.
Kemudian untuk Kabupaten Karangasem, terbaik pertama diraih oleh ST. Yowana Panji Saraswati, yang berasal dari Desa Kertha Buana, Kecamatan Sidemen, dengan nama “Yama Loka”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Yowana Santhi, dari Desa Karangasem, Kecamatan Karangasem, dengan nama “Sapuh Baya”. Terbaik ketiga diraih oleh ST. Yowana Dharma Kriya, dari Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, dengan nama “Cangkak Maketu”.
Selanjutnya untuk Kabupaten Klungkung, terbaik pertama diraih oleh ST. Satya Dharma dari Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan, dengan nama “Raja Para Yaksa”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Dharma Yowana dari Desa Tangkas, Kecamat Klungkung, dengan nama “Rwa Bhineda”. Terbaik ketiga diraih oleh ST. Sabha Yowana Panji Saraswati dari Desa Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, dengan nama “Jigra Mangsa”.
Terakhir, untuk Kabupaten Tabanan terbaik pertama diraih oleh STT. Putra Para Jana Jaya, dari Desa Kerambitan, Kecamatan Kerambitan, dengan nama “Bhuta Dasangkara”. Terbaik kedua diraih oleh ST. Eka Dharma Panca Kerti, dari Desa Subamia, Kecamatan Tabanan, dengan nama “Cetik Crongcong Polo”. Terakhir, terbaik ketiga diraih oleh ST. Tunas Mekar, dari Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, dengan nama “Catur Sanak”.
Sebagai bentuk penghargaan, Pemerintah Provinsi Bali memberikan penghargaan berupa uang tunai kepada masing-masing pemenang dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Para Juara Lomba Ogoh-ogoh 2023 Terbaik I tingkat Kabupaten/Kota se-Bali yang berjumlah 9 pemenang masing-masing memperoleh penghargaan berupa uang sebesar Rp 50 juta dan piagam penghargaan. Selanjutnya 9 Terbaik II tingkat Kabupaten/Kota se-Bali masing-masing memperoleh penghargaan berupa uang sebesar Rp 35 juta dan piagam penghargaan. Terbaik III tingkat Kabupaten/Kota se-Bali yang berjumlah 9 masing-masing memperoleh penghargaan berupa uang sebesar Rp 25 juta dan piagam penghargaan.
Selain penghargaan di atas, 3 nominasi terbaik masing-masing Kecamatan se-Bali (selain yang mendapat peringkat terbaik I, II, dan III di Kabupaten/Kota) memperoleh hadiah uang masing –masing sebesar Rp 5 juta dan piagam penghargaan. Hadiah dikenakan Pajak PPh. sesuai ketentuan yang berlaku.
Lesi L.