Pos

40 Tahun Teater Payung Hitam : Ruang Besar Teater Kontemporer Papan Atas

Oleh Aendra Medita Kartadipura Sebuah kelompok teater berusia 40 tahun adalah sebuah kekuatan dari perjalanan yang hakiki. Jika manusia berusia di 40 adalah masa yang masuk krusial dan rawan dalam perjalanan umur. Dan juga tak dapat dipungkiri  bahwa usia ini disebut sebagai usia istimewa. Istimewa karena, pada usia ini dinilai sebagai puncak kehidupan seseorang, baik […]

Membedah Hanindawan

Oleh: Anwari MADILOK – Malam Dialok Lakon, dihelat pada Selasa, 1 November 2022 di Kedai Teater Triyagan. Para pembicara mecoba membaca ulang karya-karya naskah drama Hanindawan yang terhimpun dalam buku Dongeng Perempuan Menyeberang Batu dan Tiga Lakon Paing. Dua buku Hanindawan ini dibedah dan dibedah oleh Retno Sayekti Lawu (sutradara Komunitas Lantai Dua) dan Wahyu […]

Estetika Fisika Theppanom: Esai Pichet

Oleh Seno Gumira Ajidarma* Di balik tubuh, tak hanya ada rasa, melainkan juga pikiran, meskipun konteks pernyataan ini adalah tari. Ini terejawantah dengan gamblang pada koreografi berjudul “No. 60” yang dibawakan Pichet Klunchun Dance Company, pada malam penutupan Indonesian Dance Festival, Jumat 28 Oktober 2022 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pada adegan pembuka, […]

Dari Death of Salesman Sampai Badak-Badak

(Catatan Singkat Pementasan FTJ 2022) Oleh Seno Joko Suyono  FTJ (Festival Teater Jakarta) 2022 yang diselenggarakan dari 1-9 Oktober 2022 baru saja usai. Tahun ini adalah tahun ke 49 FTJ dihitung dari tahun dimulainya Festival Teater Remaja yang diinisiasi oleh almarhum Wahyu Sihombing di Taman Ismail Marzuki. Tahun depan adalah tahun ke 50 FTJ.  Sebuah tahun “magis” […]

Gedebok Diganti Jerami (Kisah Mendalang Bahasa Jerman di Frankfurt)

Oleh Sigit Susanto Gedebok Pisang Diganti Jerami Gandum Jerami kering dari dahan gandum itu diikat dengan tali diletakkan memanjang di atas panggung sebanyak empat ikatan. Itulah alat penancap wayang kulit sebagai pengganti gedebok pisang. Jerami kering mengganti gedebok pisang ini menjadi fokus di pikiran saya, karena saya belum yakin, apakah jika wayang ditancapkan, bisa berdiri […]

Performance Art, Relasi Sejarah dan Kuasa Kota (Dari “Temu Seni Indonesia Bertutur”, Makassar 2022)

Oleh Afrizal Malna (Berkata Karaengnge Matowae: siapa saja yang negerinya ditaklukkan, maka niscaya tidak diketahui adat leluhurnya, pertanda ia takkan bangkit lagi).1 Hari sangat panas menjelang sore. Di bagian belakang bangunan Benteng Fort Rotterdam, Makassar, 6 Agustus 2022, di balik dinding benteng, terhampar pemukiman padat. Saya menyapa seorang lelaki tua, namanya Aminuddin Jaya. Usianya 73 […]

Sawit, Sound Art  di  Essen, Jerman 

Oleh Ikbal Lubys PACT Zolverein, Essen, Jerman sore itu. Saya dan Anik Wijayanti mempresentasikan karya bersudul: Fast in Slow Motion. Sebuah karya multidisiplin yang mencakup wilayah sound art, instalasi mekanis 3 dimensi dan interaktif performance art. Ada beberapa hal yang melatari karya saya  dan Anik ini. Mulai pengalaman geografis sampai sosial. Ide dasar karya ini berawal dari […]

Nova Ruth, Arka Kinari dan Mimpi Besar

Oleh Yono Ndoyit “Jaket kuning ini dipakai dalam pertunjukan di atas kapal. Pengingat bahwa emas menyilaukan, sedikit adalah cukup. Sinar matahari lebih baik dan boleh dipakai sebanyak-banyaknya.” Keterangan yang tertulis pada secarik kertas, melekat di lantai dekat tangga menuju lantai dua gedung rakyat, di bawah sepasang jaket kuning keemasan yang pernah dipakai Nova dan Grey […]

Kerja Penghadiran dalam Medan Pasca-Sentuh Undisclosed Territory 13

Oleh Afrizal Malna I Made Yogi Sugiartha memunculkan istilah “pasca-sentuh” pada karyanya “Ice See You”. Berlangsung dalam program Undisclosed Territory 13. Istilah ini digagas Sugiartha untuk memantulkan tema program, yaitu “Jarak” (Performing Distance), dengan konteks pandemi Covid-19. Untuk saya, istilah ini membuat bentangan antara “jarak” dan “gerak” sebagai hukum dasar fisika: “Sebuah benda akan diam […]

Perempuan dan Tranvesti dalam Pentas Teater Dulmuluk Tunas Harapan Palembang

Oleh Tri Puji Handayani  Teater Dulmuluk lahir dan berkembang di Sumatera Selatan. Perbedaan bentuk ekspresi masyarakat, kondisi masyarakat, sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di wilayah lahir dan berkembangnya Dulmuluk di Sumatra Selatan menyebabkan teater ini berbeda dengan teater tradisional dari daerah lainnya. Dalam pertunjukannya Teater Dulmuluk sering memfokuskan diri pada sosok tokoh perempuan.   […]