Pos

Demo: Membaca Teks, Membedah Konteks

Oleh: Gus Nas Jogja* Di bawah terik matahari Jakarta yang pekat oleh polusi dan emosi tanpa kendali, di persimpangan jalanan yang padat, sebuah teater absurd digelar pada tanggal 28 Agustus 2025 lalu. Panggungnya adalah aspal yang panas, aktornya adalah ribuan wajah yang sama-sama lelah, dan naskahnya adalah ketidakpuasan yang sudah lama membeku. Ini adalah sebuah […]

Revolusi Bunga: Semiotika Warna dan Narasi Jalanan

Oleh: Gus Nas Jogja* Sesudah demo bercampur anarki melahirkan begitu banyak korban masyarakat sipil, sejumlah trend perlawanan muncul dengan pola baru, yaitu melalui simbol warna pink dan hijau di berbagai mural dan grafiti. Konsep “Revolusi Bunga dengan Warna Pink dan Hijau” bukan sekadar deskripsi visual, melainkan sebuah manifesto yang terukir di kanvas jalanan. Ia adalah […]

Festival Muria Raya dan Ironi Desa yang Gelisah

Oleh: Mukhlis Anton Nugroho* Desa yang Dirayakan Di kaki Gunung Muria, Desa Tempur menjadi tuan rumah Festival Muria Raya (FMR) ke-5, sebuah perhelatan budaya yang menyala pada pertengahan Agustus lalu. Dalam kesahajaan suasana desa, festival ini menghadirkan pengalaman yang jarang ditemui di kota: relasi tanpa sekat antara tuan rumah dan tamu, antara seniman dan penonton. […]

Panggung Drama Sosial Politik Indonesia 

 Oleh Purnawan Andra* Belakangan ini, kita menyaksikan dinamika sosial-politik Indonesia yang penuh gejolak. Mulai dari demo buruh, protes mahasiswa, maraknya aksi solidaritas setelah kematian seorang pengemudi ojek online, hingga perdebatan di ruang digital yang tak pernah berhenti.  Peristiwa-peristiwa ini sering kita tanggapi dengan cara sederhana, seperti tentang siapa salah, siapa benar, siapa yang patut disalahkan, […]

Rumah Makna

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno SJ* I. Kebudayaan, ketika dibaca oleh manusia atau kita sebagai pelaku pemberi makna (baca: the signifying actor), ‘harus’ disadari melalui 4 tahap membacanya agar paham artinya. Tahap pertama, kita baca dari sumber dan oasenya. Tahap ini mengajak mata baca kita dengan kesadaran dari bahasa logis ke tulis serta semiotis (tanda). […]

Pelajaran Samin Surosentiko dan Monkey D. Luffy dari Pati

Oleh Dwi Sutarjantono* “Ora obah, ora mamah. Kalau tidak bergerak, tidak makan.” — Samin Surosentiko. Pati yang biasanya tenang, bahkan sering dilabeli “kota para pensiunan,” mendadak riuh. Puluhan ribu warga memadati alun-alun, membawa spanduk dan mengangkat suara. Pemicu utamanya: penolakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang dianggap melonjak tajam. Yang menarik […]

Sounds Horeg sebagai Budaya Populer dan Akumulasi Modal

Oleh Pietra Widiadi* Fenomena sounds horeg di Jawa Timur memperlihatkan pergeseran bentuk hiburan masyarakat tingkat desa menjadi praktik budaya populer dengan dimensi ekonomi, sosial, dan politik yang kompleks. Ini menunjukkan bahwa sounds horeg merupakan arena negosiasi antara tradisi dan modernitas, antara kebebasan berekspresi dan hegemoni kekuasaan. Regulasi berupa Surat Edaran Bupati (SEB) hanya berfungsi sebagai […]

Dewi Sri, Pergelaran Subkultur, dan Politik Kebudayaan

Oleh Purnawan Andra* Nusantara sejak awal bukanlah ruang homogen. Ia adalah pertemuan berlapis dari ratusan bahasa, sistem kepercayaan, adat, dan praktik estetik yang terus bergerak. Clifford Geertz dalam Religion of Java menyebut Jawa sebagai “mosaic of cultural streams,” dan istilah itu tampak hidup di Jawa Timur.  Dalam hal ini, Ayu Sutarto (2004) mengidentifikasi sepuluh subkultur […]

Antropolog Robert Wessing, Amsterdam, dan Ritual di Banyuwangi

 Oleh Heru S.P. Saputra* Indonesia kembali kehilangan sosok yang berjasa besar dalam pengungkapan kekayaan budaya Nusantara ke dunia internasional. Kamis dini hari, 15 Mei 2025 pukul 03.00 WIB, atau pukul 10.00 malam waktu Belanda, antropolog ternama Robert Wessing meninggal dunia di Amsterdam. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi masyarakat akademik […]

Nasionalisme Kontekstual 

 Oleh Purnawan Andra* Di tengah semarak peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, kita selalu diingatkan bahwa nasionalisme tidak hanya lahir dari pekik merdeka di medan perang, tetapi juga dari kesetiaan pada kebenaran, keberanian untuk mengutamakan kepentingan umum, dan pengorbanan untuk bangsa dan negara.  Secara kultural, nilai-nilai itu telah lama diartikulasikan dalam khazanah budaya kita, salah […]