Kenopsia: Membangunkan Kembali Musik Perkusi di Indonesia
Setelah berkiprah selama kurang lebih 30 tahun, Yayasan Musik Amadeus Indonesia kembali menyajikan sebuah pagelaran yang akan memberikan warna baru dalam dinamika musik Tanah Air. Pada hari Sabtu, 11 Februari pkl. 19.30 WIB 2023, sebuah konser musik khusus untuk perkusi oleh Amadeus Percussion Ensemble (Ampere), akan diselenggarakan di GoetheHaus, Menteng, untuk pertama kalinya sejak yayasan ini berdiri.
Pada tahun ini, Yayasan Musik Amadeus Indonesia akan mengusung konser bertajuk “Kenopsia”. Istilah Kenopsia sendiri seringkali digunakan dalam diskusi tentang arsitektur, desain kota, dan lingkungan, untuk menggambarkan suasana sepi, kosong, serta menyeramkan, dari sebuah tempat atau bangunan terbengkalai, yang sebelumnya dipenuhi oleh aktivitas-aktivitas manusia. Istilah ini menekankan pada dampak emosional dan psikologis dari ruang fisik di sekitar kita.
Melalui tema ini, Yayasan Musik Amadeus Indonesia barangkali berusaha mengelaborasikan makna dari kata Kenopsia dengan kondisi musik perkusi di Indonesia saat ini. Dalam salah satu siarannya, Yayasan Musik Amadeus Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan tradisi musik perkusi yang kaya. Namun di satu sisi, konser khusus perkusi jarang ditemukan di Indonesia, khususnya Jakarta dewasa ini. Oleh karena itu, konser bertajuk “Kenopsia” ini bertujuan untuk membangunkan kembali musik perkusi Indonesia dan mendorong musisi perkusi untuk berkembang.
Konser perkusi Kenopsia akan menghadirkan karya-karya para komponis pemenang Indonesia Percussion Ensemble Composition Competition (IPECC) 2022-2023. Berkolaborasi dengan Adi Schober (Austria), Amadeus Percussion Ensemble (Ampere) juga akan menampilkan komposisi-komposisi internasional yang menarik dan menyajikan karya-karya premier bersama dengan para penampil lainnya.
Konser perkusi “Kenopsia” terbuka untuk umum (perorangan). Untuk dapat menikmati sebuah warna baru dalam konser musik, para pengunjung dapat langsung melakukan pembelian tiket melalui ymai.org/ticket.
Berdiri sejak 1992, di bawah tangan dingin sang pendiri sekaligus Direktur Artistik, Grace Soedargo, Yayasan Musik Amadeus Indonesia telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan musik, terutama musik klasik di Indonesia. Hingga saat ini, Yayasan Musik Amadeus Indonesia telah berhasil melahirkan musisi-musisi besar Tanah Air. Sebut saja Kevin Aprillio, putra dari seorang konduktor orkestra tersohor, Adi M.S., yang ternyata juga merupakan lulusan dari Amadeus Music School. Melalui yayasan yang dibentuknya ini, Grace berharap agar musik klasik yang memiliki stigma sebagai ‘musik mahal’, dapat dimainkan dan dinikmati oleh siapa saja, kapan saja.
*Lesi L