Big Picture, Persembahan AGSI
Dalam pandangan sebagian orang, seni mungkin hanyalah sebuah hiburan semata. Sementara itu, beberapa orang lainnya beranggapan bahwa seni lebih dari sekedar sebuah hiburan, melainkan merupakan sebuah media untuk mengemas rasa, meluapkan emosi, dan media untuk berkontemplasi.
Pada awal tahun ini, Asosiasi Galeri Seni Indonesia akan memberikan pengalaman baru dalam menikmati seni, melalui sebuah pameran bertajuk “Big Picture” atau “Gambaran Besar”. Pameran seni ini akan menghadirkan sebuah perjalanan melalui dunia seni rupa kontemporer Indonesia yang beragam dan dinamis, yang diselenggarakan pada 26 Januari hingga 26 Februari mendatang, di Astha District 8, Jakarta Selatan.
Mengenai tema pameran “Big Picture”, Maya Sudjatmiko selaku Ketua AGSI menyampaikan bahwa esensi dari Big Picture adalah kebersamaan beberapa pihak untuk membentuk sebuah pandangan luas yang dapat mengatasi tantangan yang dihadapi pada masa kini.
“Dalam hal ini, seni dapat membantu kita membayangkan serta membentuk visi ke depan. Konsep ‘Gambaran Besar’ sangat relevan dalam konteks kali ini, karena memberikan ruang untuk menghadirkan perspektif yang lebih luas tentang situasi saat ini tentang potensi di masa depan,” ujar Maya pada Conference press dan Media tour, Jum’at (27/1) di Astha District 8.
Lebih lanjut, Maya juga menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 yang telah merebak di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap industri seni. Hal tersebut karena, pandemi Covid-19 telah membuat berbagai pameran dan galeri seni berhenti beroperasi, yang kemudian berimbas pada kondisi finansial para pelaku seni. Namun kemudian seni itu sendiri menjadi penyelamat, karena menjadi medium untuk mengatasi pandemi. Di mana komunikasi dan pesan disampaikan melalui bentuk-bentuk visual, yang dapat menampung berbagai luapan ekspresi tanpa batas.
Dalam pameran yang akan diselenggarakan selama satu bulan penuh ini, sebanyak sembilan galeri akan hadir dan berkolaborasi untuk menampilkan lebih dari 80 karya seni rupa kontemporer kepada publik. Beberapa diantaranya yaitu Artsphere, Art:1, Andi’s Gallery, Can’s Gallery, D GALLERIE, Edwin’s Gallery, ISA Art Gallery, ArtSociates, dan Puri Art Gallery.
Selain itu, pada pameran ini AGSI juga menghadirkan karya-karya dari para seniman yang telah banyak malang melintang di dunia seni. Sebut saja Piko, Ruth Marbun, Uncle Joy, Teja Astawa, Agus Suwage, Ugo Untoro, dan nama-nama besar lainnya. Para seniman ini tentunya telah mengukir namanya di komunitas seni Indonesia, bahkan karya-karya mereka merupakan bukti kekuatan dan fleksibilitas kancah seni rupa di Indonesia.
Tak hanya sebatas seni rupa kontemporer, pameran “Big Picture” juga menghadirkan art video yang ditempatkan pada satu ruangan khusus, serta belasan instalasi seni dan patung yang diletakkan pada bagian luar ruang pameran.
Berdiri sejak 13 Agustus 2015, AGSI senantiasa berperan sebagai wadah yang mendukung penuh pergerakan seni di Indonesia. Kegiatan dan fokus utama AGSI adalah untuk memperkenalkan seni rupa Indonesia kepada khalayak umum, mengumpulkan informasi mengenai seni rupa di seluruh nusantara, mempromosikan seni rupa Indonesia ke dunia internasional, menciptakan lingkungan galeri yang profesional dan berkualitas, serta mengedukasi masyarakat mengenai industri seni rupa di Indonesia.
Mengenai harapannya terhadap seni dan para seniman di Indonesia, Maya mengungkapkan bahwa:
“Seni dapat memainkan peran penting dalam membantu kita memahami dan melihat dengan empati yang tinggi terhadap dunia di sekitar kita. Seni pulalah yang dapat menajamkan seluruh indera, serta menyeimbangkan berbagai kondisi yang ada. Semoga akan lebih banyak lagi ruang pamer yang dapat terus mendukung pertumbuhan para seniman di Indonesia,” pungkas Maya, (27/01).
*Lesi L