Entries by

Cerita Rakyat dan Intoleransi: Kean Santang, Kian Santang, kian sontang *)

Oleh: Seno Gumira Ajidarma*   Dalam pertimbangan konsep ideologi, cerita rakyat dapat dipandang sebagai strategi dongeng dengan konteks kepentingan tertentu. Namun dalam penceritaan kembali, konteksnya akan berubah, dan demikian pula pembacaannya, sehingga maknanya pun setiap kali berubah, mengikuti proses hegemoni wacana sosial historis yang membentuknya. Naratif pertentangan antara penyebaran agama Islam dan pertahanan para penghayat […]

Menyambut Sepuluh Windu HB X dalam Tahun Jawa: Wawancara dan Wacana: 1989-2023

Oleh: Seno Gumira Ajidarma   Memasuki bulan November 2023, tepatnya pada tanggal 25, menurut hitungan tahun Jawa, usia Sri Sultan Hamengkubuwana X mencapai sepuluh windu. Berikut adalah sebentuk mangayu bagya alias ikut merayakan, dengan cara yang sedikit diskursif: perbandingan antara cuplikan wawancara menjelang penobatan pada 1989, dan wacana dengan topik serupa (termasuk suksesi), tahun-tahun belakangan. […]

Kongres Kebudayaan dan Derita Museum

Oleh: Agus Dermawan T.   Dari 454 museum yang ada di Indonesia, yang 163 belum terdaftar, sehingga luput dari perhatian Direktorat Perlindungan Kebudayaan. Persoalan dari hulu ini menyebabkan museum terbakar dan terlantar. *** Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) yang berlangsung lima tahunan kembali digelar pada 20-29 Oktober 2023 oleh Kementerian Pendididikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendisbudristek). […]

Gelassenheit dan Samadhi: Percakapan Nishitani dengan Heidegger

Oleh: Tony Doludea*   Frank Weld, seorang veteran garong perhiasan yang sudah sangat terkenal reputasinya. Keluar masuk penjara itu hal biasa. Frank tinggal di sebuah rumah di tepi hutan Cold Spring, New York. Frank menderita dementia. Oleh penyakit itu, bahkan ia tidak dapat mengenali Jennifer, petugas perpustakaan yang rajin ia kunjungi itu adalah mantan istrinya. […]

Ignas Kleden

Oleh: Riwanto Tirtosurdarmo*   Dalam sebuah percakapan dengan Salman Rushdie, mungkin menjadi wawancara terakhir sebelum wafat karena penyakit leukemia yang dideritanya, Edward Said, mengkritik penggunaan istilah intelektual publik – yang menurutnya “redundance”. Edward Said mengatakan bahwa seorang intelektual sudah dengan sendirinya publik, tidak ada seorang intelektual yang tidak publik. Daniel Dhakidae, Mochtar Pabottingi dan Ignas […]

RENUNGAN Maroko Gempa, Lukisan Churchill Terkenang Jua

Oleh: Agus Dermawan T*   Pada 8 September 2023 gempa bumi hebat melanda Maroko, negeri eksotik di Afrika Utara. Gempa yang terjadi pada pukul 23.11 itu (pukul 05.11 WIB) berkekuatan Magnitudo 6,8. Tanah membungkah dan ratusan rumah ambruk. Sampai pada tengah September, sekitar 3.000 orang ditemukan meninggal dunia, ribuan yang terluka parah. Sedangkan ratusan yang […]

Konsep Kerja Putu Wijaya Teror Mental & Bertolak Dari yang Ada

Oleh: Jose Rizal Manua   Di awal Agustus 1975, mulai dari larut malam hingga fajar merekah saya sangat tertarik menyaksikan latihan Teater Mandiri di Teater Halaman- Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang dipimpin oleh Putu Wijaya, setelah tinggal di masyarakat komunal Ittoen selama 7 bulan (1973). Latihan yang dilakukan oleh Putu dengan beberapa anggota Teater Mandiri […]

Miguel de Unamuno: Tuturan tentang Kabut Penderitaan Eksistensial

Oleh: Tony Doludea*   Melalui novel Mist (Spanyol: Niebla) (1914), Miguel de Unamuno mengungkap penderitaan filosofisnya. Unamuno menggunakan dunia tuturan khayali itu sebagai alat untuk menguak eksplorasi tema-tema eksistensial hidupnya. Pagi itu Augusto Perez, seorang pemuda kaya, yang baru saja kehilangan ibunya. Sedang asyik berjalan-jalan santai di bawah naungan payung. Cuaca gerimis tipis disertai kabut. […]

Puisi-Puisi Farras Pradana

Dunia Selembar Taplak di atas meja kayu tua, dunia cuma selembar taplak merah yang di duduki stoples plastik berisi peyek dan secangkir teh yang dingin di udara malam. keremajaan tidak lagi menyambutmu dengan banyolan tua hinggap di ternit-ternit coklat berkerak dan kelaparan. seorang manusia dengan jantungnya yang terbagi antara pulang dan pergi, duduk memegangi sobekan […]