Entries by

(2) Theodoor Van Erp Dari Zeni(man) Menjadi Seniman

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Kedatangan Letnan Jenderal Thomas Stamford Raffles menggantikan pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di bumi Nusantara, khususnya Jawa tahun 1811 telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia. Ilmu budaya, sejarah, arkeologi, antropologi, seni, botani, administrasi dll mendapatkan perhatian Sang Gubernur Jenderal. Selama hampir enam tahun memerintah (1811-1816) pada […]

Ahmad Sahidah: Antara Filsafat dan Kehendak Berkuasa

  Oleh: Musyafa Asy’ari Judul buku: Kehendak Berkuasa dan Kritik Filsafat Penulis: Ahmad Sahidah Penerbit: IRCiSoD Cetakan: April, 2021 ISBN: 978-623-6699-98-0 Ketebalan: 192 halaman No. buku perpustakan: 22SR39891820.2 Di tengah berbagai isu datang kian meluap dan silih berganti, sempat terlintas di pikiran saya tentang apa makna dari sebuah buku yang di dalamnya termuat berbagai isu […]

Hari-Hari Terakhir Willem Frederik Stutterheim

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Di kalangan ahli arkeologi, tanggal 14 Juni telah diakui sebagai Hari Purbakala Indonesia. Tanggal itu disepakati menjadi hari penting bagi dunia akeologi Indonesia karena pada tanggal itu berdiri sebuah lembaga De Oudheidkundige Dienst in Netherlandsch-Indië. Di kalangan bumiputra nama itu biasa disingkat OD, dan diindonesiakan menjadi Dinas Purbakala atau Lembaga […]

(1) Theodoor Van Erp Menuju Pemugaran Candi Borobudur

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Hubungan antara nama Theodoor van Erp dengan candi Borobudur tidak dapat dipisahkan lagi. Seperti sumber air yang tak pernah kering, kedekatan antara keduanya tidak habis-habisnya diulas dan ditulis. Namanya tidak hanya dikenal di kalangan arkeolog tetapi telah merambah ke lingkungan masyarakat luas. Setelah menyelesaikan pemugaran pada 1911, van Erp dikenal […]

Bu Kek Siansu: Seni Bela Negara, Jalan Pedang Kho Ping Hoo

oleh Tony Doludea Kho Ping Hoo menceritakan bahwa pada siang itu terdengar teriakan-teriakan dari para pengepung. “Tangkap mata-mata musuh!” “Bunuh pemberontak!” “Tangkap pembunuh Bouw-ciangkun!” Ribuan perajurit sudah bergerak lagi. Swat Hong memegang lengan suhengnya, Kwee Lun juga ikut mendekati Sin Liong. Betapapun juga, ia gentar menghadapi ribuan orang yang berteriak-teriak itu, apalagi ia tidak boleh […]

Sajak-Sajak Teguh Tri Fauzi

Rekreasi Penyair —setiap waktu mengompa cuaca, sedang apa penyair di dunia ini? Ayam berkokok di malam hari, kita mengira hubungan intim sedang terjadi, padahal Adam dan Hawa sepakat memperkeruh jalan hidup ini. Setiba terbit pagi penyair akan membikin matahari menjadi puisi hari ini, tanpa rumit makna mencari kata, tanpa silang-sengketa majas hiperbola. Menjelang siang tak […]

Puisi-Puisi Alexander Robert Nainggolan

KOTA YANG BERPUTAR kota terus berputar, melingkar bersama bising. menerbangkan debu dan virus pandemi. jalan-jalan dipenuhi debar, langkah-langkah seperti sekat menusuk dengan belati. mirip dengan iklan yang berjalan di sepanjang billboard, kalimat-kalimat mengeras dan sekarat. “siapa lagi yang mati esok hari?” namun engkau terus bergegas, tak mampu melepas setiap cemas. entah di belahan sudut yang […]

Bima Suci Atau Transendentalisme?

Oleh Tony Doludea Menjelang siang, Sena telah sampai di gua gunung Candramuka, air yang dicarinya itu ternyata tidak ada. Lalu gua dan di sekitarnya diobrak-abrik. Rukmuka dan Rukmakala, raksasa yang tinggal di hutan itu marah dan mendatanginya. Meskipun Sena sudah menjelaskan tujuan kedatangannya, kedua raksasa itu tetap mengamuk karena merasa hidup mereka telah diganggu. Kemudian […]

Tiada Dharma Mendua: Kajian dan Terjemahan Sang Hyang Kamahayanikan

Deskripsi buku:  Judul: “Tiada Dharma Mendua: Kajian dan Terjemahan Sang Hyang Kamahayanikan” Penulis: Hudaya Kandahjaya Penerbit: Karaniya, Jakarta, edisi 1, cetakan 1 Bahasa: Indonesia Ukuran: 15,5 × 22,5 cm Jumlah halaman: xxii + 328 halaman ISBN: 978-602-1235- Terbit: September 2022  Sinopsis: Setelah menulis buku “Borobudur – Himpunan Kebajikan Sugata”, Hudaya Kandahjaya kini telah selesai pula […]

Film Tari Mahendraparvata: Topeng Mengungkap Misteri

Oleh Yudhi Widdyantoro Topeng adalah gambaran diri. Topeng mewakili aneka karakter. Sifat tegas, lembut, tegas, lemah manusia bisa muncul dan terefleksikan dalam topeng. Topeng menjadi analogi buku, kitab, atau manusia itu sendiri dalam lintasan sejarah. Sejarah adalah lintasan waktu dan wilayah. Sejarah menjadi penghubung yang terpisah. Sejarah bisa dikenali dari tinggalan arkeologis yang tidak bisa […]