Imam Al-Bukhari dan Sukarno di Theater of Samarkand, Uzbekistan
Sebuah tablo teater-musik tentang perjalanan Presiden Sukarno ke Uzbekistan pada 1956 diproduksi oleh Bumi Purnati Indonesia bekerja sama dengan Kattakurgan Drama Theater of Samarkand, Uzbekistan.
Kattakurgan, 16 November 2024. Bumi Purnati Indonesia bekerja sama dengan Kattakurgan Drama Theater of Samarkand dari Uzbekistan memproduksi teater-musik bertajuk Imam Al-Bukhari & Sukarno. Ini adalah pentas kolaborasi yang mencoba menelusuri dan memaknai kembali kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno ke Uzbekistan pada 1956. Kunjungan itu sendiri mengandung nilai sejarah yang penting karena mempertegas diplomasi politik Indonesia di tengah situasi Perang Dingin yang belum reda. Kunjungan Sukarno saat itu mempererat hubungan Indonesia dan Uzbekistan yang penduduknya beragama Islam dan di Samarkand, Uzbekistan, terdapat makam pemimpin perawi hadis: Imam Bukhari. Indonesia dan Uzbekistan sebelumnya telah bertemu Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, 18-24 April 1955.
Sebagaimana namanya pentas kolaborasi karya ini menampilkan bukan hanya aspek-aspek penting teater modern tetapi juga musik klasik dan modern, lagu nasional, musik tradisi di Indonesia dan Uzbekistan, untaian zikir, lm dokumenter, hingga simbol-simbol keagamaan kedua negara. Tokoh-tokoh kunci yang menjadi saksi sejarah dalam kunjungan Sukarno ke Uzbekistan—terlebih-lebih Presiden Sukarno dari Indonesia dan Presiden Nikita Khrushchev dari Uni Soviet—ditampilkan kembali dengan pemeranan yang kuat dan rapi dengan dukungan alunan musik zikir, videogra , gerak dan dialog (tableau theater) yang isi-mengisi gubahan seniman kedua negara.
Pentas Imam Al-Bukhari & Sukarno adalah sebuah “historical reenactment” (menghidupkan kembali) dan “teater arsip” yang mengingatkan kita kembali kepada misi-misi kesenian Indonesia ke mancanegara pada masa pemerintahan Sukarno, terutama sepanjang 1950-1965. Sebagai sebuah pementasan musik-teater pentas ini juga membuat peristiwa sejarah selalu aktual di atas panggung dan kontekstual untuk khalayak penonton hari ini. Dengan pentas ini khalayak penonton akan mendapatkan watak ganda teater, sebagai pengolahan seni peran yang berusaha menggali asal muasal psikologi manusia sejak era Perang Dingin dan pengingatan kembali akan sejarah, arus sosial-politik, yang berlalu di sekitarnya.
LATAR BELAKANG
Kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno ke Uzbekistan dimulai dari undangan Presiden Uni Soviet Nikita Khrushcev pada 1956. Sebelum menyetujui undangan itu, Sukarno meminta syarat agar Khruschev menemukan kembali makam Imam Bukhari, pemimpin para perawi Hadis yang sangat dihormati di kalangan umat Islam.
Situasi politik yang memanas antara Blok Barat dan Blok Timur yang dikenal dengan Perang Dingin membuat Sukarno harus berhati-hati dalam melakukan kunjungan kenegaraan ini. Indonesia dalam hal ini harus menjalankan haluan politiknya yang bebas-aktif dan nonblok dan karenanya Sukarno meminta untuk menziarahi makam Imam Bukhari. Sesungguhnya, tidak mudah bagi negara komunis semacam Uni Soviet untuk menemukan makam seorang tokoh Islam yang menjadi pemimpin para perawi hadis ini. Namun permintaan Bung Karno ini justru mendorong kerja sama kedua negara kemudian. Setelah Bung Karno mengunjungi Uzbekistan pada 1956, Nikita Khrushchev mengunjungi Indonesia pada 1960.
Kerja sama Indonesia-Uzbekistan kali ini berkonsentrasi kepada teater dan seni pertunjukan sebagai bahasa diplomasi universal. Berkaca kepada momen sejarah yang penting ini, Bumi Purnati Indonesia menggandeng The Drama Theater of Kattakurgan sebagai mitra, demi menampilkan kekuatan artistik dan warisan tradisi kedua negara seraya menafsir kembali warisan budaya, politik, dan spiritual kunjungan Sukarno ke Uzbekistan.
Kerja sama ini bermula pada 2022 ketika Botir Tugalov, sutradara Kattakurgan, menghubungi Restu Imansari Kusumaningrum dari Bumi Purnati Indonesia, untuk menggagas riset tentang kunjungan Presiden Sukarno ke Uzbekistan. Melalui tawaran itu, kolaborasi antara Purnati dan Kattakurgan ini bermula. Keduanya sepakat untuk mengggali kembali nilai-nilai penting melalui dua sosok besar kedua negara: Imam Bukhari dan Sukarno.
SINOPSIS
Pementasan ini adalah sebentuk pementasan teater arsip, yang menampilkan kembali dokumentasi sejarah tentang dua sosok penting Imam Bukhari dan Sukarno. Pentas ini mentransformasikan ke atas panggung warisan budaya yang kaya antara Indonesia dan Uzbekistan. Di panggung muncul sosok Sukarno sebagai kekuatan spiritual dan pahlawan.
Pementasan Imam Al-Bukhari & Sukarno di kota Kattakurgan, Samarkand, dan Tashkent Uzbekistan terselenggara atas dukungan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent.
INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAKAN HUBUNGI:
Cianti Menajang +62 816-1903-002
Wiwit Roswita +62 818-0203-0802
Instagram: @bumipurnati | @balipurnati | @taut_seni | @purnatiindonesia
Email: officejkt@bumipurnati.com
Website: www.bumipurnati.com | www.balipurnati.com | www.tautseni.com
TENTANG PRODUKSI IMAM AL-BUKHARI & SUKARNO
BUMI PURNATI INDONESIA
Bumi Purnati Indonesia adalah sebuah produsen seni independen yang berdiri sejak 2007 dan bergerak di bidang seni pertunjukan, pameran seni rupa, konsultasi seni dan penerbitan buku. Bekerja sama dengan Yayasan Bali Purnati dan Yayasan Taut Seni, Bumi Purnati telah menggelar sejumlah proyek seni penting, misalnya pementasan wiracarita Bugis I La Galigo karya Robert Wilson sepanjang 2011-2019. Juga, pementasan Kronos Quartet dan Rahayu Supanggah dalam The World Masters’ Festival in Arts & Culture; pentas Under the Volcano karya Yusril Katil di sejumlah kota di Indonesia, Singapura dan Cina, 2013-2020; pentas gamelan Sakti gubahan Rahayu Supanggah di The Festival dei Due Mondi (Spoleto Festival) Italia dan di Esplanade Singapura, 2013-2014.
Bumi Purnati juga menampilkan Paviliun Indonesia sebanyak dua kali: di 55th International Art Exhibition la Biennale di Venezia 2013 dan the 56th Venice Biennale Arte 2015. Sepanjang 2016-2024 Bumi Purnati Indonesia bekerja sama dengan Suzuki Company of Toga dalam mengadakan pelatihan dan pementasan Dionysus dan Electra dengan sutradara Tadashi Suzuki, didukung oleh aktor dan seniman dari Indonesia, Jepang dan Tiongkok dan Singapura. Direktur Artistik Restu Imansari bekerja sama dengan komposer Midori Takada, Purnati menggelar pentas teater-musik The Journey of Life di Olimpiade Teater ke-9 di Kurobe, Jepang, 2019.
Demi memunculkan bakat-bakat baru dalam skena seni pertunjukan di Indonesia, Bumi
Purnati Indonesia juga memproduksi pentas-pentas teater dari generasi terbaru pekerja teater Indonesia. Sejak 2023 kegiatan Purnati di Taman Ismail Marzuki diadakan untuk merayakan Kebhinekaan dalam Seni Pertunjukan di Indonesia, dimana 2023 menampilkan Mirah, Singa Marunda, dan Ranini. Rencana Desember 2024 akan menampilkan Hikayat Perahu dan
Shadow of the Horse. Tiga karya aktor Purnati lahir di zaman pandemi 2021 terinspirasi novel “Mirah dari Banda” berjudul Aku Ingin, Beta Manusia Pala, dan Mirah,
Sejak 2023 Purnati menggelar serial Panggung Maestro yang menampilkan para maestro seni tradisi dari berbagai daerah di Indonesia; merupakan panggung penghargaan (dalam bentuk tari,
musik, tradisi lisan) bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidup mereka dalam menjaga dan merawat kesenian tradisional.
Tahun 2024 Purnati Indonesia berkolaborasi dengan Uzbekistan mementaskan karya teater Imam Al-Bukhari & Sukarno dan menggarap karya baru The Lady.
Pada 2022 Purnati menerbitkan kumpulan tulisan teater Tadashi Suzuki Budaya Tubuh yang merupakan terjemahan dari Culture is the Body.
KATTAKURGAN DRAMA THEATER OF SAMARKAND
Kattakurgan Drama Theater of Samarkand adalah satu dari sejumlah kelompok teater tertua di Uzbekistan, yang telah berdiri sejak 1919. Sekarang ini Kattakurgan menduduki urutan pertama dalam hubungan internasional dan urutan ketiga dari keseluruhan kelompok teater negara di Uzbekistan. Kelompok ini mempekerjakan 100 orang, termasuk 40 tenaga kreatif dan 50 tenaga teknis, 10 manajer. Tim kreatifnya terdiri atas tiga sutradara, tiga seniman dan 34 aktor dan aktris.
Kattakurgan telah mementaskan tidak kurang dari 25 lakon berbeda, 10 permainan rakyat, 10 tarian dan nyanyian berbeda. Seluruh pementasan ini di lmkan dan disiarkan di saluran televisi di Uzbekistan. Dalam lima tahun terakhir Kattakurgan telah menandatangani nota kesepakatan dengan kelompok teater dan seni dari 25 negara dunia, termasuk Rusia, Belarusia, Slovenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Azerbaijan, Georgia, Turkiye, Malaysia, India, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, dan Indonesia.
Pada 2022 satu pentas Kattakurgan meraih penghargaan pertama di 11th Ayvalik International Theater Festival di Turkiye. Pada 2023 kelompok ini juga mendapatkan penghargaan sebagai “The Best Acting Team of the Year” dari Kementerian Kebudayaan Republik Uzbekistan.
TOKOH & PEMERAN
Indonesia
Sukarno – Deka Agus Saputra
Sutarto Hadisudibjo – Ahmad Fauzi
dr. Sukirman – Mohammad Afrizal
Arudji Kartawinata – Irfan Hakim
Dr. Leimena Ahmad – Ridwan Fadjri
Zainul Arifin – Muh. Indra Jaya
Aide 1 – Rizki Senu
Aide 2 – Irfan Hakim
Aide 3 – Muh. Indra Jaya
Woman 1 – Aimee Janice
Woman 2 – Asri Dwi Hapsari
Uzbekistan
Xomid ibn Ismoil G’ayrat Murodov
Murajja ibn Rajaan Javlon Jomonov
Muhammad ibn Yusuf Bekpulat Rustamov
Al Firyabiy Jasur Axmatov
Abdulvoxid ibn Odam at-Tavovisiy Shaxzod Tulayev
Al-Buxoriy Xabibullo Abdullaev
Qori Niyoziy Utkir Ochilov
Rustam Karimov Qilich Ibragimov
Ibrohim Muminov Umruzog Tillayev
Keksa Ayol Gulbahor Mamedova
TIM KERJA 2022-2024
Proyek seni ini adalah kolaborasi antara peneliti dan seniman dari Indonesia dan Uzbekistan
Penasihat
Hilmar Farid, Sapta Nirwandar, Sukmawati Sukarno
Direktur Artistik
Restu Imansari Kusumaningrum
Sutradara
Ahmad Fauzi & Valikhon Umarov
Dramaturgi
Ahmad Fauzi & Guzaloy Solih
Produser di Indonesia
Bumi Purnati Indonesia
Produser di Uzbekistan
Botir Tugalov | The Drama Theater of Kattakurgan
Manajer Produksi
Hohan Barazing
Penata Cahaya
Ramadoni
Teknisi Audio
Wahyono
Manajer Produksi
Cianti Menajang
Penata Set
Bumi Purnati Indonesia & The Drama Theater of Kattakurgan
Penata Panggung
Sarah Nurmala
Tim Produksi
Ni Wayan Rina Yanti, Apriani Asmala, Puteri Rahayu Efendi, Wiwit Roswita, Céline Ostenrik, I Gede Khrisna Mandala
AKTOR DAN PRODUKSI
AKTOR (Indonesia)
Deka Agus Saputra, Ahmad Fauzi Muh Indra Jaya, Rizki Senu, Irfan Hakim, Ahmad Ridwan
Fadjri, Moh. Afrizal, Aimee Janice, Asri Dwi Hapsari
AKTOR (Uzbekistan)
G’ayrat Murodov, Javlon, Jomonov, Bekpulat Rustamov, Jasur Axmatov, Shaxzod Tulayev,
Xabibullo Abdullaev, Utkir Ochilov, Qilich Ibragimov, Umruzog Tillayev, Gulbahar
Mamedova
MUSISI
Iqbal Fahreza, Muazin, Ari Hidayat, Zharif Hezarpili dari Indonesia berkolaborasi dengan
Sogdiana’ Chamber Orchestra
Komposer Abdumajid Karabaev dari Taskhent
Konduktor Utama – Professor Abdurakhimova Firuza Ravshanovna
Konduktor – Laureate of International Competitions Kakhramon Bozorov
Koreografer
Kolaborasi Indonesia & Uzbekistan
Fotografer & Videografer
Fendi Siregar
Editor Video
Gembong Hardian
Surtitle
Wiwit Roswita & Rayhona Rahmonova
Panggung dan tata panggung dibuat di Samarkand. Kostum dirancang di Indonesia dan Samarkand.