BWCF 2017, Refleksi Pencarian Kebenaran dari Perjalanan Sudhana
Magelang pojokpitu.com, Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2017 dibuka dengan pidato kebudayaan dari Rm Mudji Sutrisno SJ pada tanggal 23 November 2017 malam di Ballroom Grand Inna Malioboro Hotel. Dalam pidatonya, Rm. Muji menyampaikan kebenaran dalam perspektif Gandawyuha bisa datang dari segala lapisan sosial manapun. Termasuk dari mereka yang dipandang rendah oleh masyarakat.
BWCF tahun ini dengan tema Gandawyuha dan Pencarian Religiusitas Agama Agama Nusantara memang mengangkat perihal relief dalam Candi Borobudur yang mengisahkan Gandawyuha, sebuah sutra yang menceritakan perjalanan pemuda Sudhana mencari kebenaran.
Dalam perjalanannya, pemuda Sudhana menemui banyak orang. Namun hanya 25 persen dari orang yang ditemuinya ini adalah guru agama Budha. Sementara 25 persen lagi adalah mahluk halus dan 50 persen adalah kaum Brahmana, cendekiawan, profesional, politikus, orang biasa. Bahkan salah satunya, seorang pelacur berkelas tinggi bernama Vasumitra.
“Kisah ini memberikan makna mendalam yang penting untuk ditarik ke dalam perspektif kehidupan berbangsa di negara ini. Kebenaran yang diyakini dalam beragamnya agama memang perlu untuk mendapat respek yang sama. Pengalaman religiusitas dari seorang Buddha, ataupun seorang Kristen ataupun seorang Muslim bisa jadi memiliki subtansi yang sama yang berupa pengalaman transsendental yang menyuarakan kearifan ekologis sampai kepekaan kasih sayang terhadap sesama,” terang Rm Mudji Sutrisno SJ.
DR Agus Widiatmoko juga menyampaikan uraian penelusuran keberadaan Muarajambi. “Dalam penelusuran ini, kita menemukan banyak pemahaman baru yang selama ini tertutup. Pemahaman baru ini akan menjadi sumbangan bagi pemahaman kesejarahan bangsa yang sangat penting untuk menjadi sumbangan pemaknaan nilai bangsa ini,” ungkap DR Agus Widiatmoko.
Serangkaian kegiatan yang dikemas dalam tajuk BWCF 2017 ini mengajak peserta untuk membaca kembali berbagai bentuk peninggalan sejarah seperti candi, prasasti dan sebagainya yang mengarah pada pemahaman kesejarahan bangsa, di samping pembabaran tentang Gandawyuha, pertunjukan musik, tari, dan pembacaan puisi yang akan mewarnai pengayaan wacana para peserta yang berjumlah lebih dari 200 orang ini. (end)
Pewarta Endang Pergiwati (Pojokpitu.com)
Terbit Jum’at, 24-11-2017 19:50