Kunjungan BWCF ke The Edinburgh Festivals International Delegate Programme 2019

Awal Agustus lalu, Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) yang diwakili Yessy Apriati, memenuhi undangan British Council Scotland, Festival Edinburgh, dan Creative Scotland di acara Momentum Literature, Program Delegasi Internasional Festival Edinburgh 2019.

Setiap tahun, lebih dari 100 delegasi yang berasal lebih dari 20 negara, menjadi peserta program Momentum, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu, sastra dan senirupa (literatur – visual art).

Program Momentum merupakan kegiatan yang berfokus kepada kesusastraan, yang bertujuan memberi kesempatan kepada semua delegasi, untuk menjalin kerja sama jangka panjang dalam bidang sastra di Skotlandia.

Peserta program dipilih khusus berdasarkan negara yang masuk nominasi seperti Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Sedangkan, para delegasinya terdiri dari direktur festival, produser, pimpinan komunitas budaya, penguasaha, pekerja kreatif, perwakilan pemerintahan, dan programmer festival atau lembaga budaya.

Didukung sepenuhnya oleh British Council Indonesia dan British Council UK, BWCF telah mengikuti Program Momentum selama lima hari dari tanggal 8 sd 12 Agustus 2019 di  Edinburgh, UK.

Selain BWCF, hadir juga delegasi lainnya seperti Averyl Rodriques dari Singapore Writers Festival, Jael Richardson dari FOLD (Festival of Literary Diversity) Kanada; Oksana Schur dari Art Arsenal Literature Laboratory and Book Arsenal Festival, Ukraina; Mohamed Ahmed dari Mogadishu Book Fair, Somalia; Antje Flemming, Ketua Divisi Sastra, Kementerian Kebudayaan, Hamburg, Jerman; Martin Egblewgbe, penulis dan dosen dari University of Ghana, Inaki Gabarin dari Literaktum Festival, Spanyol; dan Tanya Batson-Savage seorang Konsultan kreatif film dan penerbitan dari Jamaica.

Selain mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh Edinburgh International Book Festival (EIBF), peserta juga dilibatkan dalam Forum Group Discussion (FGD) yang dirancang khusus untuk menampung  dan berbagi pengalaman kerja para delegasi sesuai bidangnya masing-masing.

 

Edinburgh memang terkenal sebagai kota festival. Setiap tahunnya di bulan Agustus, ada lima dari 11 festival international utama, yang berlangsung di sini,  yaitu Edinburgh Art Festival, Edinburgh Festival Fringe, Edinburgh International Book Festival, Edinburgh International Festival and the Royal Edinburgh Military Tattoo. Selain itu, Edinburgh juga memiliki kegiatan tahunan yaitu Children Festival dan Storytelling Festival.

Hampir setiap sudut di tengah kota menjadi tempat pelaksanaan festival, berupa pertunjukan, musik, tari, teater dan sastra. Dalam satu hari bisa berlangsung lima acara secara bersamaan.

Pada hari pertama kedatangan, para delegasi dibawa mengunjungi kawasan-kawasan sastra di kota tua Edinburgh, salah satunya yang sangat menarik adalah Scottish Storytelling Centre (https://www.scottishstorytellingcentre.com).

 

Children literature atau sastra anak mendapat prioritas yang sangat baik di Edinburgh. Begitu banyak fasilitas yang dapat diakses oleh anak-anak yang berkaitan dengan sastra.  Selain Scottish Storytelling Centre yang memiliki kegiatan reguler dalam meningkatkan dan mengasah kemampuan, tampil juga para pencerita kisah anak yang dikemas dalam diskusi, workshop dan pertunjukan regular.

Dalam festival ini, EIBF sangat memanjakan anak-anak melalui programnya yang di dominasi oleh pertunjukan cerita.  Mereka juga menyediakan khusus satu area untuk melakukan permainan kreatif bagi anak-anak.

 

 

Tahun ini, EIBF dibuka dengan pertunjukan Julia Donaldson, penulis buku dan pencerita anak yang sangat terkenal, dengan tokoh cerita The Gruffalo. Begitu juga dengan penjualan buku yang menjadi bagian dari program EIBF, di dominasi oleh buku-buku anak yang memenuhi separuh dari isi toko buku.

BWCF boleh berbangga telah menjadi bagian dari festival-festival yang turut mengusung program sastra anak dalam penyelenggaraannya. Sejak tahun 2017, BWCF telah memberikan tempat pameran khusus untuk anak, melalui program workshop dongeng kreatif dan buku cerita.

 

Ditulis oleh: Yessy Apriati